Kali ini gue mau membahas kehidupan di masa depan gue. Bagaimana kira-kira yah hidup gue di masa depan? Well, masa depan memang misteri. Kita gak bisa memprediksi dan gak ada yang bisa mengetahui gimana masa depannya. Itu semua rencana Tuhan saja. (Ams 23:18)
Tetapi bukan berarti sekarang kita hanya berserah begitu aja tanpa berjuang melakukan apapun supaya kita punya masa depan yang baik.
Orang bilang anak-anak harus sekolah supaya gede nanti bisa pinter dan bisa kerja yang baik.
Meski banyak anak-anak yang serius dengan sekolah tapi banyak pula yang tidak. Banyak juga yang merasa dirinya gak bisa bertahan dalam hal akademis. Banyak yang menyia-nyiakan kesempatan belajar di sekolah yang bagus, guru-guru berkualitas, dan fasilitas yang baik. Sementara ada banyak anak yang gak bisa sekolah karena gak ada biaya.
Kenapa begitu? Menurut gue anak-anak yang menyia-nyiakan sekolah itu adalah anak yang sudah terbiasa hidup enak, bahagia, dan tenang. Mereka tidak tau pahit dan kerasnya hidup, mereka cuma tau manis-manisnya aja. Ironis mengingat orang-orang(termasuk gue sih) malas-malasan sekolah dan membuang kesempatan untuk menimba ilmu sementara banyak anak-anak yang berjuang untuk sekolah. Perlu ditekankan juga sekolah itu untuk mencari ilmu, keahlian, dan ketrampilan supaya kita bisa jadi manusia berkualitas di masa depan. BUKAN mencari nilai ataupun ijazah.
Oh, ternyata bekal buat di masa depan tidak cukup hanya dengan sekolah. Akademis itu tidak cukup. Ada kalanya hidup ini harus dilihat diluar dari ilmu yang kita dapat. Buat apa punya banyak ilmu, tetapi kita tidak bisa bergaul dengan orang lain karena tenggelam dengan rencananya sendiri? Dan ditambah lagi tidak punya kasih untuk memberi dan berbuat baik kepada sesama?
Gue bilang hal-hal yang tampak kecil itu sebenarnya juga salah satu faktor penting untuk menjadi sukses.
Contoh si X pengen jadi pengusaha katering sukses. Pertama, tentu si X harus punya keahlian memasak lalu dia juga harus punya modal untuk memulai bisnis katering. Dia butuh yang namanya kreativitas untuk memberi menu supaya orang tertarik.
Setelah semua itu komplit. Hal pertama ketika membuat bisnis baru adalah mempromosikan. Dia butuh orang-orang untuk mencicipi makanannya supaya orang merasa tertarik dan akhirnya mempromosikan katering milik si X ini. Kita butuh yang namanya relasi. Sebanyak relasi yang kita punya, makin besar peluang untuk katering kita dipromosikan, dan dijamin akan banyak pula yang memesan katering.
Dan yang tak kalah penting, supaya bisnis tetap lancar, yang tidak boleh dilupakan adalah memberi kembali kepada Tuhan apa yang sudah ia berikan. Contohnya bisa aja si X ini membagi-bagikan makanan kateringnya untuk acara kegiatan sosial di panti asuhan atau anak-anak jalanan.
Yang terakhir inilah yang sering diremehkan orang-orang. Ingat apa yang kita tabur itu pulalah yang akan kita tuai.
Cukup ngelantur-nya. Kembali ke masa depan gue.
Waktu TK, gue inget gue itu benci sama pelajaran melipat dan menggambar. Waktu kecil, ketika hobi anak-anak cewek adalah main barbie, masak-masakkan, dan lain-lainnya... gue malah hobi membaca. Gue suka banget baca majalah sejenis bobo, ino, dll. Gue juga suka main sih (namanya juga anak-anak). Gue suka main ayunan, perosotan, dan mandi bola :')
Cita-cita gue : Dokter. (Karena dulu gue sakit-sakitan jadi ngeliat dokter itu kayak seorang yang hebat bisa menyembuhkan gue...)
Lanjut SD, gue mulai sadar gue emang gak bakat menggambar. Rasanya tertekan waktu harus terpaksa menggambar di kelas gambar. Gue juga benci banget ketika disuruh bikin prakarya. Kerjaan gue gak pernah rapih dan gue bego banget mendengar instruksi. Oh dan gue juga benci waktu kelas 6 belajar listrik(FISIKA) yang membuat gue nangis waktu ujian praktek... pelajaran nari karena gue tidak pintar menghafal gerakan nari dan gue kurang lincah... oh dan tak lupa gue juga kurang teliti dalam matematika meski gue cukup suka dan mahir mengerjakan matematika. Hihihi
Yang gue suka saat SD membaca novel teenlit, main drum(karena gue les), menyanyi di paduan suara, olahraga, dan membuat ide-ide menarik tentang majalah.
Cita-cita gue : Dokter, Guru, Penulis
Beralih ke SMP, gue semakin sadar apa yang menjadi kekurangan dan kelebihan gue. Nilai gue di SMP parah-parah apalagi kelas 7. Di rapot gak ada yang 8 sama sekali. Dan gue nyaris gak naik. Gue mulai membenci pelajaran matematika karena susahhh banget. Gue semakin serius dengan nulis, dan gue menyukai biologi karena gurunya asyik (Bu Sisil!! I miss you bu xxx), gue suka juga ama PKn & IPS , dan tentu saja bahasa Indonesia, hahaha. Di kelas 9, sepertinya gue udah punya keinginan buat kuliah psikologi dan dari SMP pula gue juga udah yakin gue masuk IPS.
Cita-cita gue : Penulis / Psikolog
Melihat diri gue yang mengenal diri gue cukup baik. Seharusnya di SMA gue udah mantap dengan tujuan hidup gue. Namun, malah semakin dekat dengan kuliah... gue malah makin galau. Gue yang udah mantap mau psikologi jadi goyah. Apa sih tujuan hidup gue sebenernya??? Gue suka nulis tetapi gue tidak tertarik untuk belajar macam-macam sastra Indonesia yang bikin ngantuk. Mungkin teman gue benar, kalo nulis itu hobi yang juga merupakan talenta gue. Gue ragu jika mau kuliah psikologi... gue bakal jadi apa nanti? Di Indonesia, psikologi belum menjadi sesuatu yang umum di masyarakatnya.
Semakin besar gue harus mikir juga gimana nanti gue kerja...
Lantas gue tiba-tiba mendapat ilham menjadi perawat rumah sakit. Gue gak tau kenapa tapi emang cocok dengan keinginan di lubuk hati gue yang paling dalam untuk merawat,menghibur orang. Hihihi. Tapi itu ditentang dan dianggap keinginan yang aneh sama orang-orang terdekat gue. Gue kepikiran juga untuk kuliah jurnalis. Selain karena yang namanya media itu gak bakal mati, gue juga suka nulis, dan kebetulan pintar juga berbicara walau gue pendiam. Kuliah yang gue idam-idamkan juga waktu SMP yaitu kriminologi... terasa sulit untuk benar-benar dilaksanakan... atau kuliah dokter yang menurut gue udah sulit dijangkau karena gue juga anak IPS...
Well, memang studi yang gue inginkan itu gak penting semua. Studi yang kalo di Indonesia itu masih jarang yang mau dan pilihan pekerjaannya pun sedikit. Mungkin gue terlalu banyak nonton film luar negeri dan berharap bisa jadi agen mata-mata kayak di Amerika...
Sekarang rasanya masih abstrak apa yang menjadi keinginan gue sebenarnya. Gue punya rencana kalo kelak gue bakal bekerja di majalah atau stasiun televisi gitu di bagian menulis atau ide-ide pastinya. Lantas gue juga sambilan menulis novel untuk menambah penghasilan ~ Tetapi jurusan yang ingin gue ambil adalah psikologi tetap saja. Karena gue gak bisa pungkiri suka banget sama hal-hal yang diajarkan di psikologi. Gue berharap bisa mengunjungi rumah sakit jiwa.......
Toh psikologi masih berhubungan dengan yang namanya manusia dan gue bilang berguna juga jika bisa memahami karakter, tindakan, dan sikap manusia buat menulis.
Sejak di SMA gue jadi memfokuskan diri gue untuk mengejar nilai... karena jika gak dapet nilai bagus... gue bisa gak naik. Ilmu seperti masalah belakangan sejak SMA.... dan gue takut nanti gue juga berpikir seperti itu... memfokuskan diri untuk mencari uang tanpa menyukai dan merasa bangga dengan pekerjaan yang gue kerjakan...
UHM, sepertinya itu saja yang gue bahas kali ini. Masa depan gue mungkin tidak jauh seperti yang gue rencanakan jika Tuhan menghendaki. Bisa juga, apa yang gue bayangkan itu berubah karena suatu hal yang tidak kita ketahui..............
Salam
Natasha
PS : Rasanya senang sekali gak ada PR maupun ulangan di hari Senin :') Merdeka!!
Tetapi bukan berarti sekarang kita hanya berserah begitu aja tanpa berjuang melakukan apapun supaya kita punya masa depan yang baik.
Orang bilang anak-anak harus sekolah supaya gede nanti bisa pinter dan bisa kerja yang baik.
Meski banyak anak-anak yang serius dengan sekolah tapi banyak pula yang tidak. Banyak juga yang merasa dirinya gak bisa bertahan dalam hal akademis. Banyak yang menyia-nyiakan kesempatan belajar di sekolah yang bagus, guru-guru berkualitas, dan fasilitas yang baik. Sementara ada banyak anak yang gak bisa sekolah karena gak ada biaya.
Kenapa begitu? Menurut gue anak-anak yang menyia-nyiakan sekolah itu adalah anak yang sudah terbiasa hidup enak, bahagia, dan tenang. Mereka tidak tau pahit dan kerasnya hidup, mereka cuma tau manis-manisnya aja. Ironis mengingat orang-orang(termasuk gue sih) malas-malasan sekolah dan membuang kesempatan untuk menimba ilmu sementara banyak anak-anak yang berjuang untuk sekolah. Perlu ditekankan juga sekolah itu untuk mencari ilmu, keahlian, dan ketrampilan supaya kita bisa jadi manusia berkualitas di masa depan. BUKAN mencari nilai ataupun ijazah.
Oh, ternyata bekal buat di masa depan tidak cukup hanya dengan sekolah. Akademis itu tidak cukup. Ada kalanya hidup ini harus dilihat diluar dari ilmu yang kita dapat. Buat apa punya banyak ilmu, tetapi kita tidak bisa bergaul dengan orang lain karena tenggelam dengan rencananya sendiri? Dan ditambah lagi tidak punya kasih untuk memberi dan berbuat baik kepada sesama?
Gue bilang hal-hal yang tampak kecil itu sebenarnya juga salah satu faktor penting untuk menjadi sukses.
Contoh si X pengen jadi pengusaha katering sukses. Pertama, tentu si X harus punya keahlian memasak lalu dia juga harus punya modal untuk memulai bisnis katering. Dia butuh yang namanya kreativitas untuk memberi menu supaya orang tertarik.
Setelah semua itu komplit. Hal pertama ketika membuat bisnis baru adalah mempromosikan. Dia butuh orang-orang untuk mencicipi makanannya supaya orang merasa tertarik dan akhirnya mempromosikan katering milik si X ini. Kita butuh yang namanya relasi. Sebanyak relasi yang kita punya, makin besar peluang untuk katering kita dipromosikan, dan dijamin akan banyak pula yang memesan katering.
Dan yang tak kalah penting, supaya bisnis tetap lancar, yang tidak boleh dilupakan adalah memberi kembali kepada Tuhan apa yang sudah ia berikan. Contohnya bisa aja si X ini membagi-bagikan makanan kateringnya untuk acara kegiatan sosial di panti asuhan atau anak-anak jalanan.
Yang terakhir inilah yang sering diremehkan orang-orang. Ingat apa yang kita tabur itu pulalah yang akan kita tuai.
Cukup ngelantur-nya. Kembali ke masa depan gue.
Waktu TK, gue inget gue itu benci sama pelajaran melipat dan menggambar. Waktu kecil, ketika hobi anak-anak cewek adalah main barbie, masak-masakkan, dan lain-lainnya... gue malah hobi membaca. Gue suka banget baca majalah sejenis bobo, ino, dll. Gue juga suka main sih (namanya juga anak-anak). Gue suka main ayunan, perosotan, dan mandi bola :')
Cita-cita gue : Dokter. (Karena dulu gue sakit-sakitan jadi ngeliat dokter itu kayak seorang yang hebat bisa menyembuhkan gue...)
Lanjut SD, gue mulai sadar gue emang gak bakat menggambar. Rasanya tertekan waktu harus terpaksa menggambar di kelas gambar. Gue juga benci banget ketika disuruh bikin prakarya. Kerjaan gue gak pernah rapih dan gue bego banget mendengar instruksi. Oh dan gue juga benci waktu kelas 6 belajar listrik(FISIKA) yang membuat gue nangis waktu ujian praktek... pelajaran nari karena gue tidak pintar menghafal gerakan nari dan gue kurang lincah... oh dan tak lupa gue juga kurang teliti dalam matematika meski gue cukup suka dan mahir mengerjakan matematika. Hihihi
Yang gue suka saat SD membaca novel teenlit, main drum(karena gue les), menyanyi di paduan suara, olahraga, dan membuat ide-ide menarik tentang majalah.
Cita-cita gue : Dokter, Guru, Penulis
Beralih ke SMP, gue semakin sadar apa yang menjadi kekurangan dan kelebihan gue. Nilai gue di SMP parah-parah apalagi kelas 7. Di rapot gak ada yang 8 sama sekali. Dan gue nyaris gak naik. Gue mulai membenci pelajaran matematika karena susahhh banget. Gue semakin serius dengan nulis, dan gue menyukai biologi karena gurunya asyik (Bu Sisil!! I miss you bu xxx), gue suka juga ama PKn & IPS , dan tentu saja bahasa Indonesia, hahaha. Di kelas 9, sepertinya gue udah punya keinginan buat kuliah psikologi dan dari SMP pula gue juga udah yakin gue masuk IPS.
Cita-cita gue : Penulis / Psikolog
Melihat diri gue yang mengenal diri gue cukup baik. Seharusnya di SMA gue udah mantap dengan tujuan hidup gue. Namun, malah semakin dekat dengan kuliah... gue malah makin galau. Gue yang udah mantap mau psikologi jadi goyah. Apa sih tujuan hidup gue sebenernya??? Gue suka nulis tetapi gue tidak tertarik untuk belajar macam-macam sastra Indonesia yang bikin ngantuk. Mungkin teman gue benar, kalo nulis itu hobi yang juga merupakan talenta gue. Gue ragu jika mau kuliah psikologi... gue bakal jadi apa nanti? Di Indonesia, psikologi belum menjadi sesuatu yang umum di masyarakatnya.
Semakin besar gue harus mikir juga gimana nanti gue kerja...
Lantas gue tiba-tiba mendapat ilham menjadi perawat rumah sakit. Gue gak tau kenapa tapi emang cocok dengan keinginan di lubuk hati gue yang paling dalam untuk merawat,menghibur orang. Hihihi. Tapi itu ditentang dan dianggap keinginan yang aneh sama orang-orang terdekat gue. Gue kepikiran juga untuk kuliah jurnalis. Selain karena yang namanya media itu gak bakal mati, gue juga suka nulis, dan kebetulan pintar juga berbicara walau gue pendiam. Kuliah yang gue idam-idamkan juga waktu SMP yaitu kriminologi... terasa sulit untuk benar-benar dilaksanakan... atau kuliah dokter yang menurut gue udah sulit dijangkau karena gue juga anak IPS...
Well, memang studi yang gue inginkan itu gak penting semua. Studi yang kalo di Indonesia itu masih jarang yang mau dan pilihan pekerjaannya pun sedikit. Mungkin gue terlalu banyak nonton film luar negeri dan berharap bisa jadi agen mata-mata kayak di Amerika...
Sekarang rasanya masih abstrak apa yang menjadi keinginan gue sebenarnya. Gue punya rencana kalo kelak gue bakal bekerja di majalah atau stasiun televisi gitu di bagian menulis atau ide-ide pastinya. Lantas gue juga sambilan menulis novel untuk menambah penghasilan ~ Tetapi jurusan yang ingin gue ambil adalah psikologi tetap saja. Karena gue gak bisa pungkiri suka banget sama hal-hal yang diajarkan di psikologi. Gue berharap bisa mengunjungi rumah sakit jiwa.......
Toh psikologi masih berhubungan dengan yang namanya manusia dan gue bilang berguna juga jika bisa memahami karakter, tindakan, dan sikap manusia buat menulis.
Sejak di SMA gue jadi memfokuskan diri gue untuk mengejar nilai... karena jika gak dapet nilai bagus... gue bisa gak naik. Ilmu seperti masalah belakangan sejak SMA.... dan gue takut nanti gue juga berpikir seperti itu... memfokuskan diri untuk mencari uang tanpa menyukai dan merasa bangga dengan pekerjaan yang gue kerjakan...
UHM, sepertinya itu saja yang gue bahas kali ini. Masa depan gue mungkin tidak jauh seperti yang gue rencanakan jika Tuhan menghendaki. Bisa juga, apa yang gue bayangkan itu berubah karena suatu hal yang tidak kita ketahui..............
Salam
Natasha
PS : Rasanya senang sekali gak ada PR maupun ulangan di hari Senin :') Merdeka!!