Hey there!

I'm Natasha, the author of this blog. I'm also a psychology student who is working hard to be a novelist. I like thinking deeply mainly about life. I'm not a wise person, I'm simply just a girl who wants inspire the world through my writing.

Hope you enjoy every single of my posts.

Lots of love!
Natasha

PS : Feel free to comment on my posts, I will definitely reply to your comment!


BLOG READERS SURVEY
Please kindly do this survey, it will only take a little of your time! :)

28 July 2014

Parenting Tips

Don't get me wrong... I'm not a parent... yet. But, I'm a daughter and I've been watching and analyzing the way parents rising their children this lately. Sadly, a lot of parents teach their children in the wrong way. So, as a daughter, I have few tips on How To Be A Good Parent!!!

Gue pernah baca di buku psikologi kalau anak kecil itu pikirannya, perbuatannya, perkataannya itu paling besar dipengaruhi oleh keluarga. Terutama mungkin juga orangtua. Dan walau gue masih bocah begini, gue tahu jadi orangtua itu gak gampang.

Pertama, jelas harus kerja banting tulang buat memenuhi setiap kebutuhan anak. Mulai dari kebutuhan primer, sekolah, dan apalagi zaman sekarang anak-anak harus punya gadget-gadget keren supaya bisa bergaul dengan baik di sekolah.

Kedua, anak kecil itu gampang banget niru apapun yang dilakukan orangtuanya. Mama gue suka banget begadang, dan begitu juga dengan gue. Mama gue pickyyy banget makan, yah gue juga begini deh suka milih-milih makanan.
Dan kalau orangtuanya gak bisa jadi contoh yang baik, anaknya pun akan sama aja seperti orangtuanya. Tentu aja orangtua gak mau masa depan anaknya jelek atau minimal melakukan kesalahan yang sama seperti yang telah dialami kedua orangtuanya.

Ketiga, tentu aja sulit juga buat bikin jalan seorang anak itu gak menyimpang. Salah cara didik, anak itu bakal jadi orang yang salah juga. Ditambah karakter setiap anak berbeda-beda dan metode mendidik anak tentu aja beda tergantung dari karakter si anak itu.

Keempat, zaman sekarang karena tingkat kebutuhan meningkat, maka otomatis produktivitas harus juga ditingkatkan supaya bisa memenuhi kebutuhan. Kalau dulu tugas ayah-lah yang mencari nafkah, zaman sekarang kedua orangtua dituntut kerja kalau keluarganya mau hidup diatas rata-rata. Alhasil, tugas mendidik anak jatuh tangan ke babysitter atau pembantu. Dan tentu aja susah bagi orangtua ngatur waktu supaya mereka tetep bisa turun tangan mendidik anak mereka. Kalau mereka masih peduli nasib anaknya.

Kelima, orangtua juga manusia. Manusia melakukan kesalahan. Gak ada manusia yang sempurna.


Berikut, gue punya sebuah masalah dan penyelesaian dari sudut pandang orangtua yang berbeda-beda. Coba deh perhatikan tipe-tipe orangtua berikut ini.

Masalah : Seorang balita (or let's say anak)  menangis sampe nyakar-nyakar lantai karena dia batuk dan si orangtua gak bolehin beli permen.

RESPON

Tipe Ortu 1 : "Kalo gak berhenti nangis gak mama beliin permen nanti!"
Tipe Ortu 2 : "Biarin sana nangis aja terus, mama gak peduli!"
Tipe Ortu 3 : "Ayo yaudah iya mama beliin Permen"
Tipe Ortu 4 : *didiemin aja*
Tipe Ortu 5 : *Jangan nangis dong, Natasha. Kamu kan lagi sakit gak boleh makan permen! Nanti tambah sakit loh. Kalo sakit nanti harus minum obat terus sampe sembuh. Gak mau kan minum obat terus? Nah makannya Tasha sembuh dulu yah baru nanti makan permen!

Well, gue percaya masih ada versi ortu lainnya. Tetapi, kelima ini yang gue anggap paling lazim dijumpai di mall, jalanan, even Gereja alias tempat beribadah! Harusnya konsentrasi untuk ibadah... ini harus keganggu sama tangisan bayi atau rengekkan anak kecil :( *MaafkanHambaTuhan*

Menurut kalian mana yang paling bener?

Menurut gue adalah jelas Tipe Ortu Kelima. Kenapa? Karena anak itu kalau kata nyokap gue ibarat kertas putih yang kita( orangtua) coret-coret. Jelas anak kecil itu cuma manusia polos yang gak tau apa-apa. Dan terserah orangtua mau menjadikan apa anak itu kelak. Mau cuma dicoret-dicoret gak jelas? gak beraturan? Yah si anak juga bakal jadi gak beraturan seumur hidupnya. Atau mungkin mau digambar dengan pemandangan yang indah? Yah anak harus dididik dengan bagus juga.
Orangtua itu harusnya mampu menasehati dan memberi arahan kepada si anak. 
Beda dengan dimanja. Orangtua itu harus tahu kapan saat anak itu diberi masukkan, nasehat, atau istilahnya dibaek-baekkin dan kapan anak itu harus ditegur.
Memang agak bosenin, tetapi ini yang paling benar. Setidaknya paling benar dibanding yang lain.
Anak itu harusnya dikasih alasan mengapa dia gak boleh begini... kenapa dia gak boleh begitu..... bukan langsung marahin, ngancem, didiemin aja, atau malah diturutin aja biar anaknya diem.
Well, berubahlah para orangtua *widih*


Berikut alasan mengapa gue kurang setuju dengan tipe orangtua yang lain.

Tipe ortu 1 mendidik dengan cara "mengancam". Sering banget kan kita lihat ada orangtua yang ngancem atau nakut-nakutin dengan menceritakan mitos-mitos masa lalu. "Ayo makan dulu abisin, kalo gak abis, nanti mama panggil pak polisi terus nanti kamu ditangkep loh".
Menurut gue cara mendidik ini salah karena si anak akan tumbuh menjadi orang yang penakut. Istilahnya harus ditakutin, diancam dulu baru si anak mau melakukan sesuatu. Ini tentu aja gak baik. Bayangin nanti si anak udah sekolah... dia gak mau belajar, terus harus diancem "Ntar mama gak beliin HP baru lagi" baru belajar. Berarti kesannya anak itu kayak kebo yang harus dipicut dulu baru mau jalan.
Ditambah si anak akan tumbuh dalam perasaan ketidakpastian dan cemas. 
Selain itu kalo biasain nyuruh anak dengan iming-iming sesuatu, anak itu juga bakal kebiasa kerja dengan imbalan. Mau belajar supaya dibeliin iPad kalau nilainya bagus. Alhasil, sampe gede si anak mau melakukan sesuatu karena ada motif tersembunyi. Si anak secara mental "manja". Gak punya inisiatif sendiri melakukan sesuatu karena dasarnya yah keinginan dia sendiri. 
Kadang kan jadi manusia kita kan harus tanpa pamrih menolong orang! 
Hati-hati yah! Jangan sampe jadi orang yang penuh perhitungan. 

Tipe ortu 2 mendidik dengan cara "keras". Banyaaak orangtua percaya kalau cara yang paling efektif dalam mendidik anak adalah dengan cara ini. Anak didik dengan "keras" atau kerennya disiplin. Gak salah dengan menjadi disiplin dan tegas. Tetapi yang jadi masalah adalah anak bisa tumbuh menjadi anak yang kasar karena dia ikutin orangtuanya yang juga kasar sama dia. Kemungkinan lain, mereka akan jadi "keras" juga hatinya. Maksudnya adalah dia orangnya jadi gak peduli, dingin, dan gak berbelas kasihan sama orang lain. Yang paling umum, si anak bakal menerapkan sistem mendidik yang sama terhadap anaknya kelak nanti karena ingin "bales dendam". Embel-embelnya begini : "DULU, Kakek itu suka mukul mama! Mama masih baik cuma marahin kamu!" Heheheh #pengalamanpribadi

Tipe ortu 3 mendidik dengan cara yang maunya-damai-aja-tanpa-peduli-ama-anaknya. Ini yang biasanya disebut orangtua yang manjain buah hatinya. Ada beberapa faktor yang bikin orangtua didik anak begini. Pertama, karena orangtuanya terlaluuuu baik dan sayang sama anaknya (apalagi anak tunggal) lantas dia bakal nurutin apa aja yang anaknya mau supaya anaknya bahagia. Nah yang kedua ini yang bahaya. Supaya anaknya berhenti nangis, diem, dan tenang. Orangtua pun juga gak perlu pusing atau repot denger anaknya rewel.
Well, salah besar manjain anak karena ketika besar nanti anak tentu aja harus hidup mandiri. Gak selamanya mereka bisa bergantung dengan orang lain. Yang penting juga GAK SEMUA yang diinginkan bisa terwujud. Karena justru kita belajar sesuatu yang berarti dari kegagalan kita. Kita belajar "menghargai" sesuatu atau seseorang karena kita gak punya. Anak yang dimanja begini tentu aja bakal jadi anak yang tumbuh dengan kepribadian menyebalkan. Dia bakal egois, keras kepala, suka memanfaatkan orang, dan individualistis.
Jadi jangan selalu menuruti keinginan anak. Biarkan mereka rasakan bagaimana rasanya ditolak. Rasanya menjadi gagal. Hidup tidak selalu berjalan mulus.

Tipe ortu keempat ini uhm jarang sih karena gue yakin orangtua gak bakal setega ini juga. Tapi gue pernah loh nemu kayak gini. Yang bener-bener gak peduli ama anaknya mau ngapain. Palingan cuma "Jangan, Tasha! Itu bahaya". Jadi bagi dia jadi orangtua itu memang cuma sekedar memberitahu apa yang benar dan yang salah. Terlalu cuek.
Anak yang punya orangtua cuek begini tentu aja bakal jadi anak yang cuek juga dengan orang lain. Mereka juga bisa jadi bakal ngerasa kurang dihargai, minder, dan merasa dirinya gak pantas hidup. Sisi positifnya..... si anak hidup mandiri. Dia juga bakal cari cara sendiri supaya hidupnya bener. Syukur kalau anaknya mau idup benar. Kalau enggak? Yah say hello to MADESU.

***
Masalah selanjutnya adalah bagaimana orangtua terkadang cuma bisa ngomong aja tapi gak dilakukan.
Pastinya orangtua sering nasehatin kita buat gak A,B,C,D,E,...., sampe Z. Mereka menuntut anak supaya begini, begitu... tetapi mereka sendiri juga sama aja.
Contoh orangtua nyuruh kita supaya jangan ngomong kasar atau pake bahasa yang tidak sopan. Eh, tapi pas telepon sama orang semua kebun binatang keluar dari mulut si orangtua sendiri.
Logikanya, si anak itu mengikuti orangtuanya. Bagaimana si anak mau nurut supaya gak ngomong kasar, kalau orangtuanya sendiri begitu?

Disinilah masalah utamanya. Orangtua  itu gak sempurna. Orangtua bukan manusia super yang tutur katanya baik, sikapnya baik, perbuatannya baik. Enggak.
Nah, kalau begini kasusnya gantian para anak yang harus dewasa dalam berpikir. Kita ngalah ajalah. Gak perlu ngedumel "Mama aja ngomongnya kasar blabla". Itu kurang ajar. Dan gak semua orangtua sabar.

Jadi solusinya adalah sebagai orangtua yang baik, mereka harusnya yah memberi contoh. Kalau kata-katanya selaras sama perbuatannya, dijamin si anak bisa lihat sendiri dan belajar dengan sendirinya. 

***

Berikutnya yang gak kalah penting lagi adalah hubungan orangtua dan anak itu seringkali cuma sebatas  formalitas belaka. Karena hubungan darah. Yah cuma sebatas antara orang yang melahirkan ditambah yang kerja keras biayain anak bersama dengan seseorang yang dilahirkan tanpa bisa request ke Tuhan mau dilahirkan di keluarga siapa.
Yang menjadi persoalan lain juga adalah banyak orangtua yang maunya dihormati secara berlebihan. Jadinya, hubungan ortu-anak itu kayak majikan-pembantu. Ortu bilang A, si anak harus melakukan A. Yeah, orangtua jadi ditaktor.
Ada juga yang kebalik. Anaknya yang bossy, orangtuanya yang diinjek-injek. Ini juga gak bener juga yah. Itu anak rasanya pengen diulek-ulek sampe halus.

The point is, anak zaman sekarang itu lebih "friendly". Lebih kurang ajar. Jelas. Lebih "pintar", tetapi yeah kita jadi anak pemalas karena punya teknologi canggih untuk membantu kita.
Jadi orangtua itu harus mau gak mau mengikuti perkembangan zaman. Susah emang kalau karakter orangtuanya itu tipe kaku dan tegas. Tapi, setidaknya hubungan itu dibangun dengan cara yang bersahabat.

Berikut trik membangun hubungan yang baik dengan anak (remaja terutama :p) :


  • Ajak anak nongkrong di cafe, misalnya atau nonton bioskop!
  • Ajak anak jalan-jalan (gak harus ke luar negri atau kota, ajak aja jalan di daerah sekitar) 
  • Luangkan waktu untuk dengerin unek-unek anak. Jadilah pendengar yang baik bagi anak kalau dia lagi cerita (jangan cuma mau didenger doang! Ingat, gimana anak mau denger nasehat orangtua kalau ortunya juga gak mau dengerin dia ngomong???)
  • Puji kalau anak itu punya bakat dan dukunglah kalau mampu (contoh anaknya jago nyanyi, beliin alat rekaman)
  • Ajak aja bercanda, ngobrol-ngobrol, cerita! Anak juga harus di-samaratakan derajatnya. Jangan dianggap remeh, karena orangtua juga harus belajar dari anaknya.
  • Kalau dia baik-baik aja, apa salahnya kalau anak diberi penghargaan? CONTOH : Si anak ini rajin belajar dan let's say rangking di kelas. Dia kepingin HP. Orangtua punya cukup uang untuk beli. Kenapa gak dibeliin? (Selama HP si anak udah cukup lama dipakai atau dia belum punya HP) Jangan jadi orangtua pelit.
  • Jangan terlalu banyak membatasi anak begini-begitu karena anak bakalan jengah. Bakal kesel. Alhasil, dia malah jadi keras kepala dan masa bodo sama orangtuanya!
  • Gak ada salahnya nyoba belajar bahasa gaul ;)
Note : Orangtua juga gak boleh terlalu lembek. Jangan takut marahin anak (asal jangan pake kekerasan fisik atau makian kasar) kalau anak salah. Hal itu berguna supaya anak bisa refleksi diri dan syukur-syukur berubah. Jangan lupa ajarin anak sopan santun, tata krama, dan etika. Yah pokoknya norma-norma begitu deh. Ngasih taunya gak harus langsung ngomong "Natasha, kamu harus bilang terima kasih yah kalau abis dikasih sesuatu sama orang". Bisa juga cara kreatif, misalnya si orangtua abis beli makanan dan bilang "Terima kasih" ke penjualnya. Terus bilang deh ke anaknya, "Jangan lupa biasain bilang terima kasih, Natasha!"

Terlepas dari yang gue sarankan, gue tau setiap orangtua punya cara sendiri untuk mendidik anak mereka. Dan mungkin itu cara yang terbaik juga. Hanya aja, pikiran orangtua juga harus terbuka kalau bener-bener peduli sama anak. Orangtua gak boleh berhenti belajar gimana caranya mendidik anak :)

Well, gitu aja tips parenting dari Natasha. '
MAAF BANGET kalo gue salah nulis atau salah nasehat atau salah persepsi. Maaf juga para orangtua kalau gue sedikit memihak kepada anak, toh gue juga statusnya masih anak orang. Gue nulis ini sebagai perwakilan seorang anak aja kok. Mungkin ada yang salah dari yang gue tulis, itu karena gue belum merasakan jadi orangtua. Kalaupun ada orangtua yang nyadar kesalahan gue ini, silahkan komentar. Kalau ada cara pandang gue yang salah silahkan dikritik.
Pasti ada yang mikir, "Belum ngerasain sih jadi orangtua beneran..... gak bisa begini... begitu.... gak gampang harus begini... begitu.... gak bisa seenaknya aja begini.... begitu, dl"

Peace yow

Sudah larut malam. Diluar masih takbiran. Dan gue ngantuk, tapi khawatir gak bisa tidur.

Well, selamat idul fitri, minal aidin wal-faizin teman-teman muslim! Cie gak puasa lagi #eh #CUMABERCANDA #DONTTAKEITTSERIOUSLY


Love
Natasha, yang pengen menjadi mama yang baik kelak 

PS : Krisis pangan di rumah :') Gak ada mbak, gak ada yang masak :( I wish I were Gordon Ramsay's kid or Jamie Oliver....







27 July 2014

Fandom Part 1

Ngomongin Fandom bagi gue gak akan ada abisnya. Karena bagi gue, menjadi anggota dari suatu Fandom itu bermanfaat banget. Well, kadang memang mgak enaknya... kita jadi "diperbudak". Kita habisin waktu, tenaga, dan pastinya uang demi memuaskan keinginan semata. Tetapi, menjadi anggota Fandom bikin kita juga semangat dan terhibur. Waktu senggang bisa diisi dengan baca, dengerin lagu, dan tentu aja nonton. Hehehe. I know I'm lifeless.
So, berikut adalah buku, artis, dan TV show favorit gue! 


BOOKS

1. Twilight Saga (Stephenie Meyer) since 2009

Kayaknya ini fandom pertama gue. Jadi, gue seperti cewek-cewek remaja lainnya memang tergila-gila dengan cerita romance satu ini. Sebenernya yang bikin gue tergila-gila itu apa yah... mungkin karena Edward adalah karakter cowok idaman semua cewek. Mungkin karena apapun yang dilakukan Edward itu mewakili keinginan para cewek. Ceritanya juga menegangkan karena Bella hanyalah manusia biasa, sementara Edward adalah vampir berbahaya. Gue tidak segila sampai pengen jadi vampir juga, tapi harus gue akuin gue bener-bener Team Edward!!! Alasan gue tidak begitu menyukai werewolf, karena gue lebih suka cowok "dingin" behehehe. Lagipula, vampir-vampir lebih keren daripada manusia serigala. 
Yang gue suka juga adalah bahasa di buku karangan Stephenie Meyer ini membuat gue terinspirasi. Yeah, salah satu penulis yang berpengaruh besar terhadap karya gue memang tante Stephenie! Dia menulis dengan cara yang berbeda. Dan gue sangat suka itu. Bahasanya puitis, jadi menyentuh hati banget. Dan adegannya... bener-bener mengagumkan. Kayaknya gak bikin pembaca bosen. 
Pokoknya, bagi gue Twilight itu selain ceritanya bagus, ini juga merupakan suatu karya sastra yang patut dijadikan sorotan. 
Kalau baca atau nonton Twilight, gue rasanya pengen banget ngerasain jadi salah satu keluarga Cullen. Gue juga pengen rasain aja punya kekuatan supranatural. Gue pengen banget bisa baca pikiran kayak Edward. Kayaknya keren aja gitu. Terus juga gue paling suka baca tentang sejarah masing-masing anggota Cullen. And surprisingly, gue juga fans berat Volturi. Aneh tapi nyata.

Dampak Twilight Bagi Hidup Gue : 
-Gue jadi berpikir saat gue umur 17 (sekarang udah 17...) gue bakal tinggal bareng bokap gue yang kebetulan memang tinggal sendiri di kota kecil. Gue bakal pindah kesana, ketemu cowok ganteng kayak Edward! Tapi setelah dipikir-pikir kayaknya gak mungkin yah...
-Gue juga kepikir punya partner lab biologi seganteng Edward... tapi gagal pas kelas 10. Dan gue masuk IPS, jadi bye-bye biology!
-Gue jadi sok-sokan baca pikiran orang kayak Edward... huh
- Karena Edward, kelak kalau gue punya anak cowok... gue mau namain Edward!!
- Gue sempet bikin sendiri lanjutan Breaking Dawn versi gue sendiri... bleh.
- Gue pengen main baseball!
- Gue teringat terus quote by Jessica : "Everything is possible if you just believe"
- Gue jadi takut vampir beneran ada
- Gue semangat belajar kalkulus! Bella loves calculus!
- Gue ngeri tiap ngisep darah gue sendiri

Kesamaan gue dan tokoh sentral : Gue dan Bella sama-sama 160 senti #pentingabis

Karakter Cowok Favorit : EDWARDDD CULLEEN

Karakter Cewek Favorit : Alice Cullen

Karakter Yang Dibenci : Victoria

Buku Terfavorit : Eclipse baybehh

Soundtrack Favorit : Hampir suka semuaa soundtrack Twilight :* mungkin kecuali breaking dawn part 2
Film Adaptasi Terbaik : Breaking Dawn Part 2

Kalau ada buku lanjutannya ceritanya tentang : Menurut gue, kalau ada buku tambahan... tentu aja harus ceritain tentang bagaimana Bella setelah bertahun-tahun menjadi vampir, volturi gak terima gak jadi perang, dan kelanjutan cerita tentang Renesmee dan Jacob!

Kalau gue hidup di seri ini : Tinggal di rumah Cullen yang bagus banget :') bakal suka banget kalau gue punya "bakat" spesial!! Dan gue juga mau tiduran di padang bunga sama Edward :(




2. Princess Diaries (Meg Cabot) since 2011 or 2012

Bicara tentang Princess Diaries... tentu saja ini novel yang lebih realistis. Walau pada kenyataannya, tidak juga. Namun, dibanding novel lain yang gue baca, jelas ini yang paling manusiawi. Jadi, gue mulai baca ini karena gue terobsesi dengan "Kerajaan". Gue suka cerita ini juga karena si Mia dulu seumuran sama gue. Jadi gue sering mikir kalo cerita gue bisa aja seperti kayak Mia.
Tapi tentu saja dunia nyata tidak seindah novel fiksi. Yang gue suka tentang Princess Diaries ini ceritanya uhmm kadang bener-bener menggambarkan anak sekolahan banget. Walaupun anak-anak di Amerika sana tentu aja berbeda dengan disini. Tapi, sebagian bener-bener menggambarkan perasaan anak remaja. 
Memang gue lebih suka novel yang ditulis pake sudut pandang pertama karena lebih "dalem", tetapi konsep nulis novel dalam bentuk diari itu kreatif. Dan lama-lama gue juga terbiasa aja bacanya, walau tetep kurang greget dikit.
Somehow, tante Cabot bisa nulis pake sudut pandang anak remaja pada umumnya. Banyak penulis yang mengabaikan hal ini. Mereka membuat karakter remaja seakan mereka seorang yang udah dewasa banget. I bet, gak banyak remaja yang berpikir terlalu serius. Kita anak-anak muda yang cuma mau seneng-seneng dan gak peduli dengan kerasnya hidup! #maafngelantur. 
Gue paling suka kalau nyeritain Mia dengan Mr G! Gue jadi ikutan ngerasain betapa awkward-nya kalau papa tiri lo itu guru-mata-pelajaran-yang-lo-benci-dan-nilai-lo-selalu-jelek di sekolah. 
And yeah, sedih gue belum sempet baca Princess Diaries tamat :( Baru sampe buku keenam.

Dampak Princess Diaries bagi hidup gue :
- Gue jadi berharap ada cowok kayak Michael di sekolah gue. Oh yeah mungkin kakak kelas. Dan andai aja gue punya kakak kelas sekarang... hiks. 
- Tadinya gue pronounce FREAK itu "Frik" dan karena Lana, gue ikutan pronounce "FUHREAAK"
- Gue bertanya-tanya apa anak umur 14 di Amerika bisa secentil itu disekolah... hhmhmm.....
- Gue belajar banyak loh hal-hal tentang putri disini... dan itu sangat berguna
- Gue jadi suka aljabar!!! karena Mia benci banget aljabar
- Gue jadi mulai membiasakan diri baca pake bahasa Inggris :)

Kesamaan gue dan tokoh sentral : Gue dan Mia sama-sama anak biasa di sekolah. Gue juga suka nulis kayak Mia!

Karakter Cowok Favorit : Michaell!!!

Karakter Cewek Favorit : Grandmere :p

Karakter Yang Dibenci : Josh Ritcher

Film Adaptasi Terbaik : Princess Diaries 2 karena lebih princess

Buku Terbaik dalam seri : Princess Diaries 1 pas dia masih baru awal mau pacaran sama Michael

Soundtrack Favorit : Lagu satu-satunya yang gue tau cuma Breakaway- Kelly Clarkson

Kalau gue hidup di seri ini : Gue mau nyoba tentu aja rasanya jadi Princess hhmmm


3. Hunger Games Trilogy (Suzanne Collins) since 2012

UHHMMM, I have to sayy gue ngefans juga sama HG karena cerita cintanya yang walau tidak seromantis Twilight, tapi aduh gimana yah... gregitan! Dan endingnya juga menarik. Gue cinta banget sama Peeta!!! Kalau Edward terlalu sempurna buat jadi nyata, Peeta ini terlalu mungkin jadi nyata.
Dan gue pengen banget nemu cowok kayak Peeta yang digambarkan sederhana, agak lemah, perhatian, baik hati, dan romantis. OH ANDAI ADA BENERAN. Apalagi digambarinnya dia pirang dan bermata biru gila!!!
By the way, bahasa di buku ini tergolong baik. Gue suka ketika tante Suzanne berusaha bikin pembaca deg-degan setiap mengakhiri bab sehingga kita gak sabar buat baca bab selanjutnya! Gue inget banget baca mockingjay sampe pagi karena penasaran mulu. 
Tetapi, gue kurang menyukai konsep ceritanya secara keseluruhan. Gue kurang menyukai cerita kekerasan dan bunuh-bunuhan. Dan sayangnya di HG, terlalu banyak pembunuhan dengan cara yang sadis pula.  Namun, ceritanya diselamatkan dengan adanya cerita cinta Peeta dan Katniss yang awesome banget!!!!!!!!!!!!!! GUE GAK AKAN LUPA adegan Katniss akhirnya bisa ketemu sama Peeta, tapi gak inget apa-apa. PEETA JADI ORANG GILA. Dan rasanya gue frustasi banget karena gue nunggu Peeta muncul separuh buku lebih!!!!!
Well, mak gue gak begitu suka juga dengan Hunger Games karena terlalu keras. Terus orang-orang Capitol terlalu freak. Ditambah hunger games itu sendiri menurut gue tidak begitu realistis meski ini adalah novel fiksi ilmiah dan fantasi. Meski gitu, ini salah satu novel yang bisa gue bayangin dengan cukup mudah (mungkin karena pembawaan Tante Suzanne yang bagus) dan apa yang gue bayangkan, cukup mirip dengan yang ada di film. Hehehe
Dan kalau biasanya gue baca novel, gue pengen nyoba ngerasain jadi mereka beneran, khusus buat Hunger Games gue gak mau deh. Wkwkwkw. 

Dampak Hunger Games bagi hidup gue :
- Menetapkan Peeta sebagai tipe cowok ideal
- Bersyukur karena gue tidak tinggal di negara yang terbagi gak imbang 
- Gue jadi suka pin mockingjay


Kesamaan gue dengan tokoh sentral : Gue dan Katniss UHMMMM apa yahhH... sama-sama cewek pemberontak behehehe.

Karakter Cowok Favorit : PEETA FOR SURE

Karakter Cewek Favorit : Katniss

Karakter Yang Dibenci : Gale :( karena dia gangguin peeta dan katniss

Film Adaptasi Terbaik : SO FAR masih Hunger Games sih.

Buku Terbaik Dalam Seri : Catching Fire!!! Bener-bener gak nahan lovestory-nya!

Soundtrack Favorit : Safe and Sound by Taylor Swift :*

Kalau ada buku lanjutannya, ceritanya tentang : Uhhmmm... mungkin bikin prekuel ketika Katniss masih kecil? Ketika ayahnya masih hidup... dia ketemu Peeta pertama kali di sekolah... dia dikasih roti sama Peeta................. dia ketemu Gale pertama kali........ mungkin bakal seru.

Kalau gue hidup di seri ini : gue bakal nyoba belajar manah, gue mau nyobain kue bikinan Peeta, sama mungkin gue bakal.... entahlah.



4. Harry Potter Series (J.K Rowling) since 2013

YEAH I KNOW, I WAS KINDA LATE butt yang penting tetep suka deh. Walau yeah bisa dibilang gue tidak begitu menguasai Harry Potter. Tetapi setelah baca semua seri-nya yahh pengetahuan gue tentang Harry Potter lumayan bertambah. Pasalnya, dari sekian seri buku yang gue ikuti, Harry Potter-lah yang menurut gue itu berat, padat, panjang, sulit, dan bagus.
Alasan gue baca Harry Potter karena pertama ini novel Inggris. Dan gue suka banget sama Inggris. Kedua, gue mulai tertarik juga ikutin kisah Harry Potter yang walau udah bolak-balik diputer di TV, tetep aja gue gak ngerti-ngerti. 
Harus gue akuii, dari semuaaa buku yang gue baca, gue paling kagum ketika baca Harry Potter. Apalagi kalo baca buku hard cover-nya. Bener-bener deh bau bukunya itu enak banget. Behehe. Terus bahasanya Tante Rowling udah pro banget. 
Gue memang kurang suka baca buku yang pake sudut padat orang ketiga, tapi entah kenapa gue tetep tertarik terus buat baca bukunya. 
Well, gue dibesarkan dalam agama yang menentang sihir dan ilmu hitam. Jelas, kalau tidak punya pandangan dan kepercayaan yang jelas terhadap agama, anak-anak bakal jatuh dalam dunia sihir. Buat gue, baca Harry Potter itu bukan sesuatu yang buruk yang bisa merasuki pikiran gue. Sebaliknya, gue terhibur dan yeahhh sedikit pengen ngerasain beberapa mantra. Seperti yang pernah gue bilang, gue pengen nyoba mantra panggil alias Accio! Apalagi gue orangnya males. Jadi berguna banget deh pasti.
Untuk kedua kalinya gue bilang, Tante Rowling gue nobatkan sebagai Penulis Terkreatif Sepanjang Sejarah!!!! WOHOOO 
Yang gue suka dengan serial Harpot itu adalah seru juga ngikutin kisah petualangan Harry yang kayaknya unik dan aneh-aneh. Karena anak normal, tidak bakal mengalami hal semenarik yang Harry alami. Dan latar serial ini, Hogwarts bener-bener menjadi suatu tempat fiksi yang pengen gue kunjungi!  
Kiat sukses dalam membaca serial ini adalah.......... konsentrasi, afalin nama orang dan tempat dengan baik karena ada bannyyyaaakk nama dan tempat aneh yang sulit diingat, serta bayangin aja kita disana. Rasanya bakal seru banget.
Scene favorit gue adalah ketika Severus menjelang kematiannya, ngasih tetesan air matanya ke Harry, dan dia liat deh kenangan masa lalu Severus yang begitu cinta mati ama Lily :'))

Dampak Harry Potter dalam hidup gue :
- Pengen tinggal di Asrama! WEH
- Pengen sekolah di Hogwarts
- Berpikir kalau mungkin saja peron 9 3/4 itu nyata

Kesamaan gue dengan tokoh sentral : Persamaan gue dan Harry adalahhhh kita sama-sama pake kacamata!

Karakter Cowok Favorit : Severus Snape!!! Fred and George Weasley!! DOBBY? IS HE A BOY?

Karakter Cewek Favorit : Bellatrix Lestrange and Hermione!!!!

Karakter Yang Dibenci : Gue lebih benci sama Lucius Malfoy daripada Voldemort! Oh iya gue juga benci Peter Pettigrew! Dan Percy! AH banyak yang gue benci sebenernya.

Film Adaptasi Terbaik : Have to say........The Half Blood Prince! or The Prisoner of Azkaban...

Buku Terbaik Dalam Seri : Goblet of Fire!!!

Soundtrack Favorit : NAHH kayak dia punya aja

Kalau ada buku lanjutannya, ceritanya tentang : Sama kayak HG, lebih baik nyeritain tentang prekuel. Nyeritain lebih detail tentang masa-masa James, Lily, Severus, Remus, Sirius, Peter zaman sekolah dulu di Hogwarts. Terus Voldemort berkuasa, Harry lahir, mereka mati........ atau bisa juga sih nyeritain anak Harry... walau pastinya agak gak seru.

Kalau gue hidup di seri ini : Gue bakal nyobaaa Sorting Hat buat nunjuk gue di asrama mana (Mungkin gue bakal end up di Hufflepuff atau Ravenclaw...) , gue bakal nyobain makan di aula, gue mau nyoba main Quidditch, gue mau ke Hogsmeade ke tokonya Fred and George, gue mau ke Kementerian Sihir, gue mau naik Hogwarts Express :(, gue mau ketemu DOBBYYY, gue mau apalagi yah...... entahlah. Banyak deh.


5. Divergent Trilogy (Veronica Roth) Since 2014

GUE NYESEL BANGET AGAK TELAT NONTON DIVERGENT, tapi better late than never deh!!! WELL, I DECIDED TO READ THE WHOLE SERIES BECAUSE I JUST WANNA FIND OUT MORE ABOUT TOBIAS!!!!!!!!!!!
Maaf khilaf. Jadi, yeah gue suka Tobias. Banget. Apalagi "Aslinya" ganteng. Dan karakter dia walau kurang kuat, tapi gue bisa bayangin dia tipe cowok dingin, sensitif, yang tangguh, macho, dan kuat. WELL, Selain Peeta...... gue juga jatuh cinta sama dia.
Dari segi ide cerita, gue lebih suka Divergent daripada Hunger Games. Gue sempet kepikiran sih kalau di masa depan bakal diciptain sistem faksi-faksi kayak gini. Dan kalau ada, gue pengen masuk Amity aja deh. Kata temen gue enak kerjaannya cuma nyabutin padi #okesip. Gue suka banget Tante (or mungkin gue panggil Kak karena masih muda) Veronica bikin ceritanya walau agak ketebak, tapi tetep kreatif. Siapa yang sangka kalau faksi itu hanya kebohongan????? #nospoiler
Sayangnya, diantara keempat serial novel yang gue baca, gue bilang Divergent yang paling jelek tata bahasanya. Sebenernya gak jelek juga. Cuma kalau dibandingin sih yah, Divergent-lah yang paling kurang. Gue agak kurang bisa membayangkan ceritanya. Terus sedikit ilmiah juga novel ini, karena gue bukan anak IPA gue agak mabok juga bacanya. Apalagi Allegiant. Selain itu, nama tokohnya juga aneh-aneh dan gak lazim aja dibaca. Ditambah karakter tokohnya kuranggg greget. Hehehe. Apalagi tokoh pendukungnya kayak kurang deskripsi gitu.
But, tetep gue acungin jempol buat Kak Veronica!! WOHOOO
I LOVE FOUR

Dampak Divergent bagi hidup gue :
- Gue jadi memandang warna hitam, abu-abu, orange, merah, biru, dan putih berbeda sekarang.....
- Gue jadi mikir ada berapa banyak ketakutan yang gue punya
- Gue mikir apa jangan-jangan seumur hidup gue ini juga kebohongan!
- Gue suka Chicago!!!
- Gue jadi manggil orang pinter Erudite

Kesamaan gue dengan tokoh sentral : Well, gue dan Tris sama-sama orangnya kaku yang benci kontak fisik.

Karakter Cowok Favorit : TOBIAS EATON

Karakter Cewek Favorit : Tris

Karakter Yang Dibenci : JEANNIE MATTHEWSHIT *ups

Film Adaptasi Terbaik : Can't tell ya, cause baru Divergent yang keluar... tapi Divergent bagus kok!!!

Buku Terbaik Dalam Seri : UHMM, mungkin Allegiant

Soundtrack Favorit : Belum ada

Kalau ada buku lanjutannya, ceritanya tentang : Kayaknya lebih seru dibikin prekuel juga karena gue tau kalau dipaksa lanjutinn... gak bakal seru dan diminati pembaca. Pasti seru kalau bikin cerita tentang masa kecil Tris dan Tobias. Terus di sekolah mereka gimana. Terus mungkin aja sebenernya mereka pernah ketemu tapi gak inget. Bisa aja juga... ah gak tau deh.

Kalau gue hidup di seri ini : Pastinya gue akan memasuki ruang ketakutan gue walau gue yakin gue bisa 2 jam di dalem karena gue penakut.



(to be continued)



24 July 2014

Grown Ups

Dulu waktu kecil, gue inget banget punya pikiran untuk cepet-cepet gede. Alasannya agak lucu juga. Namanya juga masih anak kecil. 

Pasti banyak yang setuju sama gue sebagai anak SD itu paling capek. Enam tahun pake seragam putih-merah. Setiap naik kelas, rasanya gue bener-bener santai. Toh temennya itu-itu lagi. Apalagi dulu SD gue cuma sekelas plus kelas gue gak ganti-ganti selama enam tahun, rasanya tuh gue cuma ganti kelas doang. 

Dulu pas SD, gue sering banget dapet tugas ketrampilan tangan. Gue benci banget harus bekerja menggunakan lem dan gunting. Prakarya gitu. Entah mengapa padahal biasanya cewek-cewek itu rapi dan bersih, gue malah kebalikannya. Yeah, gue dulu pengen cepet-cepet naik jenjang, karena gue melihat cici gue begitu santainya. Waktu SMP, kerjaan cici gue kayaknya gak pernah belajar. 
Jadi gue sangka toh, gue nanti pas SMP akan begitu. Akan bebas dari tugas-tugas kekanakkan semacam prakarya atau sikat gigi bareng. Atau makan empat sehat lima sempurna. Gue juga gak perlu baris dulu sebelom masuh kelas. 

Pikiran gue dulu, menjadi dewasa itu sesimple menyelesaikan sekolah sampai SMA, kuliah yang katanya cuma tinggal denger dosen ngomong, dan kerja. Gue ngeliat orang kerja kantoran rasanya asyik banget. Apalagi kalau liat di sinetron-sinetron dulu. Kerjaan orang kantor cuma ngetik-ngetik di komputer, dan... TANDA TANGAN BERKAS. Oke sip. Sebagai anak kecil gue tumbuh di dalam kebohongan.

Gue juga berpikir betapa enaknya jadi orang dewasa. Bisa bebas ngapain aja tanpa dilarang siapa-siapa, bebas menentukan pilihan sendiri, bisa beli barang-barang yang dia suka, pokoknya orang dewasa itu identik dengan kebebasan bagi gue. Namun, ternyata bertumbuh tidak sesederhana bisa beli baju sebanyak apapun tanpa dimarahin orangtua.

Semakin umur gue bertambah, semakin terbukanya gue akan dunia, maka semakin takutlah gue pula bertumbuh dewasa.
Entah kenapa gue takut. Dulu gue sangat semangat mau segera lulus sekolah, sekarang ketika gue diposisi tinggal setahun (bahkan beberapa bulan doang) sekolah, gue kepingin menghentikkan waktu.
Gue belum siap kuliah. Gue belum siap melangkah untuk menentukkan masa depan gue kelak.
Rasanya gue masih pengen main di Kidzania aja dulu. Hehehe.

Memang sikap gue ini gak baik. Tetapi, gue rasa ini lumrah terjadi di kalangan remaja yang masih mencari jati dirinya. Gak gampang lho harus menentukkan mau jadi apa kita kelak nanti. Belum tentu juga apa yang kita mau, bisa berjalan mulus. Gue dulu pengen jadi dokter. Selama SMP, gue gak pernah remed Biologi. Namun, ketika gue masuk SMA... harus buang impian jauh-jauh pengen jadi dokter. Impian gue itu harus hilang setelah gue tau gue gak bakal bertahan kalo masuk di jurusan IPA. Gue juga entah mengapa, ngerasa gak punya minat disana. Dari awal gue udah putusin masuk IPS, hasil psikotes gue menunjukkan juga gue cocoknya di jurusan IPS AJA, dan nilai-nilai IPS gue itu bener-bener bagus sementara IPA gue bener-bener kematian. Yeah, sampai sekarang gue berakhir di jurusan IPS anyway. Dan gue merasa bahagia. Sekolah bukan jadi suatu batu sandungan bagi gue.

Yang gue sedih lagi menjadi orang 'gede' (ceritanya gue baru legal nih minggu lalu :p) adalah berhenti bertumbuh. Dulu gue takut banget bakal jadi 17 tahun, karena katanya cewek berhenti betumbuh setelah menginjak usia 17. Dan gue sama sekali tidak terganggu dengan tinggi gue. Gue cukup puas karena yah... tinggi gue bisa dibilang normal untuk ukuran cewek. 

Yang menjadi masalah adalah gue dulu merupakan anak kekurangan gizi. Gue terlalu kurus, dan gampang sakit-sakitan. Gue dikasih vitamin macem-macem, susu, dan segala cara supaya gue gendut. Hungga pada akhirnya, sekarang yahh agak kegendutan. Gue harus berjuang supaya gimana caranya angka BMI gue gak menyentuh overweight. Sekarang, gue masih normal... tapi kalau gue gak jaga makanan (ditambah gue males banget olahraga)... gue bisa overweight. Yeah, gue kangen menjadi anak kecil yang bisa bebas makan-minum apa aja karena kita lagi dalam masa pertumbuhan.
I guess, I have to say goodbye those happy memories............ 

Dulu gue bangga banget ketika ulang tahun. Apalagi waktu ulang tahun ke-10... rasanya seneng akhirnya umur gue dua digit! Waktu masih 12 tahun gitu... gue mikir itu belum cukup. Gue kurang tua untuk bisa melakukan hal macam-macam. Sekarang udah 17 tahun aja. Memang 17 juga masih dianggap belum matang... tapi gue mikir "Najis, 3 tahun lagi gue kepala dua". Dan perasaan gue makin  lama... hidup ini berjalan terlalu cepat. Umur makin bertambah... it means gue juga harus siap jadi dewasa.

Tentu aja persepsi gue salah tentang betapa enaknya jadi orang gede. Tinggal cari uang, beli rumah, menikah, punya anak, dan hidup bahagia. Yeah, rasanya simple banget yah hidup. Karena kita udah ngeliat orangtua kita yang sukses. Tapi gue berpikir lagi.... "dapet duit darimana?".
Bayangin aja sekarang gaji kantoran per bulan anggap 3-5 juta. Gimana dengan kebutuhan sehari-hari kayak makan, transportasi, dan tempat tinggal? Belum lagi harus bayar pajak, tagihan listrik, belanja? Anggap aja uang itu cukup buat memenuhi kebutuhan, tetapi berapa sisa yang bisa ditabung? Kapan bisa ngumpulin banyak uang? 

Menentukan masa depan juga tidak semudah itu. Gue udah ngelirik psikologi sejak 3 SMP kalau gak salah ingat. Dan entah mengapa semakin hari gue semakin yakin, kalau gue memang ditakdirkan kuliah psikologi. Terus kemudian, gue dibikin galau lagi. Lulusan psikologi mau kerja apa di Indonesia?
Seperti yang kita ketahui, Indonesia itu lebih menghargai di bidang kedokteran, bisnis, hukum, akuntansi, pokoknya bidang-bidang yang 'berat'. Lapangan pekerjaan buat jurusan psikologi, seni, olahraga, begitu masih dibilang bakal sulit mencari kerja. 

Gue berpikir lagi. Sekarang, apa yang menjadi tujuan hidup gue? Apakah gue mau mengejar kekayaan? Itu berarti gue harus cari jurusan yang prospeknya di Indonesia itu menjanjikan. Apa gue mau hidup gue ini dibiarkan mengalir gitu aja? Gue bisa kuliah psikologi, terus kerja yang menyimpang dari jurusan yang gue mau. Atau gue mau mengejar kepuasan dan kebahagiaan? Itu berarti gue harus dengan sepenuh hati kuliah psikologi, dan tetap bekerja di bidang psikologi. Mau banyak atau enggaknya lapangan pekerjaan yang tersedia buat lulusan psikologi, gue tetap berjuang. Yang penting gue bahagia dan puas karena gue memiliki pekerjaan idaman gue.

Semakin gede juga, gue semakin sadar betapa ribetnya menjadi orang dewasa. Orang dewasa juga dituntut harus tahu A B C D E F G sampe Z. Orang dewasa dituntut harus mandiri, bisa melakukan apa aja sendiri. Perkara yang paling umum contohnya adalah urusan bank. Gue dulu gak tau kalo ada yang namanya giro, deposito, dan lain-lainnya. Bayangin juga nanti harus ngurus asuransi. Belum lagi harus siap dalam keadaan apapun. Contohnya, tiba-tiba harus berurusan sama kepolisian... kita tentu aja harus tahu prosedur kepolisian gimana. Urusan sama pengadilan juga begitu. 

Membayangkan gue semakin dewasa dan harus siap berurusan sama lembaga-lembaga resmi gitu bikin gue sakit perut. Apakah kelak gue bisa kayak nyokap yang bisa ngurusin berbagai macam hal yang sampai sekarang gak gue mengerti? 
Rasanya hampir 12 tahun belajar, gue belum cukup belajar untuk menjalani hidup orang dewasa nanti. 
Gue belum siap untuk memulai hidup baru. Gue masih ingin maen petak umpet sama temen pas istirahat :( *just kidding*

Dulu boleh aja gue pengen cepet-cepet bisa nyetir. Sekarang ketika gue udah cukup umur untuk nyetir, mental gue melempem. Gue orangnya suka ngelamun, jadi takut nabrak-nabrak. Gue orangnya penakut, jadi gue takut buat nyetir. Wkwkwk. Gue takut harus melalui turunan di parkiran mall-mall, gue gatau harus nginjek apa pas ada polisi tidur, gue bakal deg-degan mampus pas ada di flyover atau tol. Gue bisa panik sepanjang awal ampe akhir. Payah yah Natasha.

Well, tapi di satu sisi gue yakin, seiring waktu berjalan, gue nanti kuliah, gue bisa belajar banyak. Gue gak boleh menyia-nyiakan hidup yang cuma sekali ini. Gue harus mencari cara supaya bisa menjadi dewasa seutuhnya cie. Sampai sekarang gue masih belum bisa masak, menyetir, menghasilkan uang sendiri, atau menerbitkan novel. Bahahaha. 


"As long as I have God on my side, I shall not worry"


Natasha, yang baru legal seminggu.

PS : I can't believe, gue gak nervous sama sekali waktu acara birthday gue!!! Di satu sisi, gue merasa agak berantakan dan gagal menjadi bintang semalaman. But itu sudah berlalu. Jadi terlambat juga, gue terlihat gendut dan menggelikan di setiap foto teman-teman gue. Hehehehe.
PPS : Libur, gak ada embak, cici mau pergi, lagi sakit, gue bener-bener mati.
PPPS : GUE UDAH KELAS 12 OMG! Gak percayaaaaaa xxx 



03 July 2014

Mengenal Diri Lebih Jauh


Seberapa penting sih sebenernya buat kita untuk mengenal diri sendiri?
Menurut gue pribadi, kalo kita bisa mengenal diri kita sendiri dengan baik, kita juga bisa dengan mudah mengenal orang lain. Kalau kita bisa saling mengenal (terutama tau sifat-sifat buruknya) otomatis hubungan kita sama temen-temen juga jadi lebih baik. Gak ada yang namanya salah paham.
Mengenal diri sendiri juga bermanfaat untuk menempatkan diri kita di masyarakat. Kita tahu dimana tempat yang cocok buat kita. Kita tahu apa kekuatan dalam diri kita yang bisa ditonjolkan, dan kekurangan yang harus kita coba untuk ubah. Dengan gitu, dalam menjalani hidup yang cuma sekali ini, semuanya gak sia-sia. Semuanya berguna deh.

Selama sekolah, gue udah pernah ikut 2 kali semacam tes IQ dan psikotes gitu. Waktu kelas 8 dan 10. Hasilnya walau secara persisnya gue udah lupa, waktu kelas 8 menunjukkan kalau kecerdasan gue yang paling tinggi adalah Logika. Gue sangat terkejut karena gue sendiri merasa tidak pintar dalam menggunakan logika. Kedua yang tinggi kalau tidak salah ingat adalah intrapersonal, yang artinya kemampuan mengenal diri sendiri.
Hebatnya di psikotes kelas 10, kemampuan gue yang paling tinggi adalah interpersonal, yakni kemampuan mengenal orang lain terus linguistik, bahasa dan kemudian diikuti oleh intrapersonal lagi.
Kalo ada tes kecerdasan gitu memang sih kemampuan gue yang sering muncul yah itu tadi intrapersonal.

Memang pada dasarnya, gue yang minat di ilmu psikologi, gue ini memang suka banget tes-tes kepribadian semacam itu. Gue juga mintain temen-temen, cici gue , mak gue buat nge-tes kepribadian mereka.

Salah satu metode yang gue pake adalah Tes 4 Temperamen. Temperamen manusia katanya sih dibagi jadi 4.
Pertama ada Sanguinis. Orang-orang mengenal si orang sanguinis ini sebagai anak yang ramah, ceria, kayaknya jarang banget sedih, lucu, pokoknya yang selalu meramaikan suasana di dalam sebuah kelompok sosial. Sayangnya dia ini orangnya kadang suka terlalu berisik dan gampang bosen
Kedua ada Koleris. Orang koleris ini adalah si pemimpin yang tegas dan percaya diri. Mereka yang biasanya mengarahkan kelompok itu kemana harus melangkah. Eh cie. Bisa bayangin kan orang-orang yang kaku dan tegas kayak di film-film gitu? Nah mereka itu golongan koleris.
Ketiga ada Plegmatis. Orang plegmatis itu menurut gue adalah pengikut di dalam suatu kelompok. Yang kemana aja manut. Dia yang membawa kedamaian, tenang, tetapi cenderung lambat. Terus mereka juga kurang tegas beda dengan koleris, mereka juga cenderung pemalu.
Keempat ada yang namanya Melankolis. Nah orang sering beranggapan melankolis ini tipikal anak yang kerjaannya cuma duduk di pojok dan menghindar dari interaksi sosial. Tidak. Orang melankolis itu bisa dibilang yang suka menganalisis. Yang suka menemukan ide, solusi baru. Namun, kelemahan melankolis ini dia moody, pesimis, dan cenderung depresi karena terlalu kelewat mikirin sesuatu.




Nah kira-kira begitulah gambaran keempat temperamen itu. Istilah extrovert sama introvert pasti juga udah gak asing lagi kita denger.
Extrovert itu adalah si sanguinis dan koleris. Mereka ini kekuatannya adalah dunia luar. Maksudnya adalah dia mengisi energi sehari-hari mereka itu dengan menghabiskan waktu bersama orang lain. Kalo mereka ngobrol sama orang-orang banyak, suka jalan-jalan ke luar rumah, dan gak betah banget rasanya cuma sendirian doang di kamar... mereka-lah si extrovert.
Sementara lawannya adalah introvert. Yang tergolong introvert itu adalah si Plegmatis dan Melankolis. Salah banget kalo mengira introvert itu anak-anak freak. Mereka bukannya freak. Mereka si introvert ini kebalikannya dari extrovert, mereka butuh waktu sendiri lebih banyak. Karena dengan sendirian, menghabiskan waktu melakukan hal yang dia suka, rasanya mereka kembali hidup lagi. Berinteraksi dengan orang itu bagi mereka membuang energi mereka. :) Jadi jangan takut kalo kalian introvert itu, bukan berarti kalian ansos.

Uniknya, setiap orang itu sebenernya punya ciri-ciri dari keempat temperamen. Hanya aja yang mana yang lebih dominan dalam diri kita itulah yang menunjukkan temperamen kita. Adanya perpaduan kepribadian (istilahnya kepribadian yang diblender jadi satu) itu memang banyak terjadi. Setiap orang gak harus pure satu kepribadian. Perpaduan kepribadian yang lumrah itu biasanya Sanguinis-Koleris (Ini membentuk kepribadian powerful banget), Plegmatis-Melankolis (Ini orangnya biasanya pemalu dan pesimis begitu), Melankolis-Koleris (Ini pemimpin kaku yang suka menganalisa... bayangkan aja), ada juga Sanguinis-Plegmatis (yang pintar bergaul dengan orang sekitar), dan bisa aja dibalik tergantung sifat dominannya (Koleris-Melankolis, Plegmatis-Melan,dll). Hanya yang katanya gak mungkin bergabung itu Sanguinis-Melankolis dan Koleris-Plegmatis (karena karakternya berlawanan).

Jadi, Natasha... kamu tergolong di temperamen yang mana? 

Well, dari gue SMP sampai sekarang. Mau gue tes di sekolah, di buku-buku yang gue beli, atau di internet hasilnya selalu sama.
Yeah... gue adalah introvert sejati. Gue memiliki perpaduan temperamen Melankolis-Plegmatis. That's why jika kalian lihat... gue memang lebih memihak ke golongan introvert. Hahaha.
Jadi beginilah si kepribadian Melankolis-Plegmatis (diambil dari : http://konsultasi.blog.com/karakter-dasar/ )



Tipe ini merupakan kombinasi dua tipe yang sifatnya tertutup. Dari sisi penampilan, orang ini sangat pendiam. Mereka juga jarang mau memulai pembicaraan dengan orang lain dan lebih memilih menjadi pendengar. Tipe ini sangat tertutup dan kadang-kadang terlihat lebih asyik menyendiri. Mereka juga sangat menghargai pertemanan dan persahabatan, tapi lebih menyukai belajar dan membaca sendiri selama berjam-jam daripada bersosialisasi dengan teman-temannya.
Si Melankolis-Phlegmatis ini sangat hebat dalam perencanaan jangka panjang, mengorganisasi, dan sangat memerhatikan hal-hal detail. Tipe ini biasanya percaya bahwa sukses harus dicapai dengan cara yang benar dan ideal, misalnya dengan menempuh pendidikan setinggi-tingginya, termasuk mengambil magister atau doktoral. Sisi phlegmatisnya cenderung menghindari konfrontasi berlebihan walaupun tetap harus mempertahankan kebenaran. Sifatnya pasif. Contohnya, walaupun mempunyai beberapa teman sejati, mereka jarang sekali berinisiatif untuk lebih dahulu menghubungi mereka. Tipe orang ini justru merasa tertekan atau tidak nyaman berada dalam keramaian dan bersosialisasi dengan banyak orang.
Mereka cenderung menolak atau berkata “tidak” saat menerima permohonan dari orang lain. Orang yang tidak tahu sifatnya mungkin akan menganggap mereka sombong atau lebih mementingkan diri sendiri. Kenyataannya, mereka terlalu bethati-hati, penuh pertimbangan, dan benaknya banyak dimasuki pikiran-pikiran negatif tentang permohonan tersebut. Kecenderungan sisi melankolisnya yang suka memikirkan segala sesuatu secara mendalam digabungkan dengan sisi phlegmatis yang peka terhadap hubungan dengan orang lain sering menyebabkan orang tipe ini merasakan luka hati dan kekecewaan mendalam sampai depresi jika dikecewakan orang-orang terdekatnya.
 


Gue sangat setuju di bagian jarang mau memulai pembicarqaan dengan orang lain. Terus menghargai pertemanan, tapi lebih suka baca sendiri berjam-jam daripada bersosialisasi... ini gue banget. Hehehe. Terus yang bagian tidak nyaman berada dalam keramaian dan bersosialisasi dengan banyak orang... hmm ini gue banget juga. Dan memang gue suka sekali merasa sakit hati. Hiks. Gue memang begitu deh. Gue lebih suka duduk di depan komputer, nulis, makan, dengerin lagu, streaming serial TV favorit, terus baca novel deh. For me... it's like the definition of heaven on earth. Orang bilang gue ini sombong, dan tidak ramah. Bagi gue itu memang benar kalau kalian baru mengenal gue atau cuma jadi teman biasa. Gue memang gak bisa deh memulai pembicaraan atau sok kepo. Gue baru bisa begitu, kalau udah lumayan sering berinteraksi atau gue care sama mereka. Hehehe. 


Tetapi, gue ini juga lucu. Dengan teman-teman dekat gue, apalagi dalam kelompok kecil (3-5 orang) gue bisa jadi yang paling berisik. Yang paling cerewet ngomong dan cerita-cerita. Bingung, kan? Gue memang lebih suka berada di kelompok kecil karena menurut gue itu jauh lebih nyaman dan mendalam. Oh yeah, karena gue ini si Melankolis... gue lebih suka membahas sesuatu yang "dalem", contohnya mau kuliah apa, terus bisa jadi tentang kehidupan, atau menceritakan pengalaman-pengalaman gitu deh. Yeah, you can say I'm quite boring person. Apalagi kalo gak deket, rasanya orang bakal judge gue sebagai cewek sombong (dengan muka manyun terus), tidak ramah (karena gue tidak suka memulai pembicaraan), dan awkward. Gue merasa pembicaraan basa-basi itu paling gak banget. Kayak sok "iya aduhh gue gak bisa", "ya ampun gak apa kok", dll... itu semua membuat gue awkward gimana gitu. Karena gue bukan jenis orang yang bisa begitu. Gue ngomong hanya seperlunya. Dan yeah, gue lebih  menyukai interaksi lewat tulisan, chatting, atau pake media deh. Gue paling susah dan gak nyaman kalau harus face to face. So, jangan kaget bagi yang kenal gue kayaknya diem-diem gitu, pas di chat jadi cerewet. Itu karena gue orangnya pemalu. Hehehe.

Metode selanjutnya dikenal sebagai MBTI Test (Myers-Briggs Type Indicator). Nah metode mengenal kepribadian orang satu ini gue bilang yang paling akurat karena bener-bener spesifik. Jadi, MBTI ini dipelopori oleh si Myers-Briggs (ibu dan anak) berdasarkan tulisan psikolog terkenal, Carl Jung. 
Metode ini sering dipake untuk psikotes.  Dan di MBTI ini, kepribadian orang itu terbagi menjadi 16 kelompok berdasarkan :
- Extrovert / Introvert -> Orientasi energi ke dalam atau ke luar?
- Sensing / Intuition -> Bagaimana seseorang memproses data. Apakah dia realistis atau abstrak?
- Feeling/ Thinking -> Bagaimana orang mengambil keputusan? Objektif atau subjektif?
- Judgment / Perceiving -> Sebrapa fleksibel diri kita? Harus penuh rencana atau spontan?

Nah, diri gue kalau di tes pake MBTI ini menunjukkan antara ISFJ dan INFJ. Gue baca-baca dari setiap page psikologi gitu, INFJ adalah salah satu kepribadian langka di dunia. Hanya sekitar 1% dari total penduduk dunia. Namun, gue lebih condong ke ISFJ.

Gimana sih kepribadian ISFJ itu?



ISFJ tertarik dalam menjaga ketertiban dan harmoni dalam setiap aspek kehidupan mereka. Mereka yang sabar dan teliti dalam menangani tanggung jawab mereka. Meskipun tenang, mereka adalah orang-berorientasi dan sangat perhatian. Mereka tidak hanya mengingat detail tentang orang lain, tetapi mereka mengamati dan menghormati perasaan orang lain. Teman dan keluarga cenderung menggambarkan mereka sebagai bijaksana dan dapat dipercaya.
ISFJ paling peduli dengan merawat orang dengan menjaga mereka tetap aman dan aman. Mereka adalah pengasuh sederhana yang tidak menuntut imbalan atau terima kasih atas upaya mereka. Mereka pada dasarnya penuh kasih dan dalam kesabaran lebih dalam ketika berurusan dengan orang-orang berkebutuhan khusus. Mungkin bagi orang yang belum mengenal ISFJ salah membaca mereka sebagai orang yang angkuh.
Hanya di kalangan teman dan keluarga mereka merasa tenang dan nyaman berbicara dengan bebas. ISFJ adalah orang-orang yang serius dengan etika kerja yang kuat, tidak mementingkan diri sendiri. Mereka percaya untuk menjadi cermat dan hemat. Mereka bekerja dengan baik dan menikmati merawat orang lain, mereka tidak suka memberi perintah.
Ringkasan: Tenang, ramah, bertanggung jawab, dan teliti. Komitmen dalam memenuhi kewajibannya. Teliti, telaten dan akurat. Setia, perhatian, ingat dengan spesifik tentang orang-orang yang penting bagi mereka, peduli dengan perasaan orang lain. Upaya untuk menciptakan lingkungan yang tertib dan harmonis di tempat kerja dan di rumah.
Kata kunci: Terorganisir, menjaga apa yang telah dicapai, membangun konsensus, orang yang punya keterampilan.
Karir pekerjaan: Berhubungan dengan kesehatan, perawat, dokter, konsultan, pendeta/ustad, dan pelayanan sosial.
Yah begitulah gue. Kayaknya gak ada yang gue bantah satu pun dari kalimat itu. Hehehe...
Yang terakhir ini bukan dari teori kepribadian manapun. Ini berasal dari Zodiak gue alias tanggal lahir gue. Gue yeah... kaum Cancerian. Cancer memiliki lambang zodiak berupa kepiting. Dari 21 Juni-22 Juli. Well, gue tidak mempercayai ramalan. Tetapi entah mengapa gue percaya kalau zodiak gitu mempengaruhi juga gimana kepribadian mereka pada umumnya. Gak percaya? Coba tengok temen-temen kalian yang sama-sama Cancer kayak gue. Apakah dia anaknya cenderung pendiam? mukanya agak jutek dari luar, tapi aslinya baik dan ramah? Hehehe... entah kenapa gue ngerasa kalau Cancer memiliki persamaan dengan sesamanya.
Cancer adalah pribadi yang penuh emosi, sensitif, protektif dan memiliki pertahanan diri yang tinggi. Kaum Cancer lebih memilih untuk bekerja sendiri dan melakukannya secara diam-diam bila ada sesuatu yang sudah direncanakan. Ini dilakukan agar kelak bila rencana yang mereka kerjakan tidak berhasil, maka mereka tidak perlu repot-repot mendengar kritikan dan cemoohan dari rekan-rekan terdekat mereka. Dengan kata lain, segala sesuatunya dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Dalam pergaulan, Cancer termasuk type yang selalu menepati janji termasuk dalam urusan hutang dan juga setia dan melindungi. Cancer adalah pribadi yang agak sulit untuk ditebak, namun begitu, mereka memiliki perhatian yang penuh pada rekan-rekan mereka juga pada lingkungan sekitar, termasuk masalah kebersihan. Dalam hal-hal tertentu. Bisa dikatakan Cancer adalah type rumahan. Mereka bisa betah berada di rumah dan sangat membanggakan apapun yang berada di sekitar tempat tinggalnya juga segala hal yang dilihatnya. Kaum Cancer tidak akan sembarangan membuang barang- barang yang dianggap sudah tidak diperlukan. Mereka lebih memilih untuk menyimpannya dengan catatan “Siapa tau suatu saat diperlukan”, maka jangan heran, sekalipun Cancer menyenangi kerapian, mereka tetap saja suka menumpuk-numpuk barang di tempatnya. Sekretaris dan sejenisnya adalah bidang pekerjaan yang tepat bagi Cancer karena daya ingat mereka yang luar biasa untuk mengingatkan teman/rekannya akan hal-hal yang telah kamu lakukan di masa yang lalu juga yang akan datang. Maka jangan heran, kalau suatu saat Cancer mengingatkanmu pada suatu petualangan/kisah yang sudah terlupakan olehmu, Cancer dengan kekuatan daya ingatnya mampu merekam semua moment secara mendetil. Bila hal itu adalah hal yang lucu, tentu akan menjadi nostalgia yang mengundang gelak tawa, namun bila kejadian/momen masa lalu adalah hal-hal yang menyedihkan, tentu saja itu akan membuat kamu terkenang kembali pada suatu peristiwa yang tidak mengenakkan. Bagi CAPRICORN sebagai pasangan serasi Cancer, berbahagialah. Karena Cancer adalah type pengasih dan setia. Yang dibutuhkan oleh Cancer hanya rasa aman disamping pasangannya. Namun jangan pernah mencoba untuk “playing game” dengan Cancer, karena kaum Cancer disamping dianugerahi daya ingat yang kuat, juga dikaruniai intuisi yang kuat sehingga dapat mengetahui pikiran, niat dan perasaan teman- teman ataupun orang yang baru dijumpai. Dalam menghadapi Cancer, dibutuhkan kesabaran yang penuh. Dibutuhkan eksplorasi waktu yang tepat untuk mengemukakan suatu keinginan atau uneg-uneg. Tidak perlu berteriak atau mengancam putus bila ada permasalahan karena Cancer termasuk type yang nekad bila harga dirinya merasa tertantang.
Well....... sebagai seorang Cancer, yeah gue merasa seperti diatas. Gue melihat kalau rata-rata Cancer itu orangnya yah itu pendiam. Moody. Sensitif dalam arti dia gampang tersinggung. Gue suka banget tuh yang bagian "tipe rumahan" dan "memilih untuk menyimpan barang-barangnya...". Ini gue banget. Yeah, entah mengapa gue merasa punya kemampuan mengetahui perasaan orang hanya dengan berada di dekatnya atau at least lagi chat sama dia. What a talent banget yah.

NAHHHH, setelah melihat 3 pendekatan (Temperamen, MBTI, dan Zodiak) jelas banget bahwa kesimpulan diri gue ini kira-kira seperti ini :
  • Pendiam
  • Sensitif
  • Homey (suka di rumah)
  • Introvert
  • Bisa mengetahui perasaan orang disekitarnya
  • Dari luar terlihat sombong, aslinya baik hati (?)
  • Sabar
  • Bukan orang yang suka spontanitas
  • Tidak suka dimarah-marahi (apalagi dibentak... diteriakkin)
  • Perfeksionis!
  • Tidak tegas alias lembek
  • Tidak bisa marah
  • Pendengar yang baik
  • Tidak percaya diri
  • Self-conscious
  • Pemaluuu
  • Tidak suka dengan tempat atau suasana yang tidak familier
  • Gampang homesick
  • Suka di comfort-zone aja
  • Kaku dalam perasaan
  • Kalau lihat masalah selalu dari sisi negatif-nya dulu (Jadi pemurung dan tertekan gitu deh)
  • Puitis 
  • Tidak suka dipermalukan!
  • Penakut
  • Cinta damai
  • Tidak menyukai kelompok besar
  • Tidak sukai keramaian dan hura-hura berlebihan
Yah intinya begitulah sosok gue. Entah mengapa dimana-mana. Dengan metode apapun. Hasilnya kepribadian gue yah begitu-begitu aja. 

So, teman-teman jangan malas untuk mengetahui diri kita sendiri karena penting lho. Mengetahui apa yang menajdi kekuatan kita, dan apa yang menjadi kelemahan kita. Dijamin kita bisa menjadi orang yang berguna. Hidup ini takkan sia-sia. 

Love
Natasha yang cemas memikirkan D-day

H-16 (I'm going to embarrass myself in front of everybody)