Okay, di tengah malam yang
seharusnya bisa gue pake untuk tidur atau mengerjakan tugas, justru gue gunakan
untuk mencurahkan perasaan. You know why? Cause I feel so stressed out right
now.
Kuliah di semester 3 baru
berjalan 3 minggu dan gue merasa seolah 3 bulan sudah berlalu. Mungkin ini
karena dampak semester 1 yang sangat santai, semester 2 yang masih dapat gue
handle dengan baik karena jadwal yang enak dan mata kuliah yang cukup menarik2.
Memasuki semester baru ini, so far gue merasa semakin jauh dari ilmu Psikologi.
Terlalu banyak belajar hal-hal yang istilah-nya, gak ada
Psikologi-Psikologi-nya. Maybe because I don’t really like doing research, so I
can’t really enjoy this semester classes (that mostly related to research)
Besides, tugas yang diberikan
terasa never-ending. Setiap dosen seolah berlomba-lomba memberikan tugas yang
banyak. I don’t say, tugasnya susah banget sampe gak bisa dikerjain, we can
still manage it but you know some of them it’s tricky and need extra effort. Kayak tiap minggu bisa aja gitu tiga mata kuliah yang berbeda mengharuskan kita membuat kolase :) Saya kayak ganti jurusan desain. Belum lagi ketemu biologi yang sebetulnya gue suka, tapi karena gak pernah lagi belajar bahasa latin selama tiga tahun, bener-bener kepala gue mau meledak.
Ditambah lagi, gue mengikuti kegiatan kepanitiaan yang honestly, cukup menyenangkan untuk dijalani. I met new friends, I become more aware with other psychology students, and it challenge me to stay out from my comfort zone. Sebagai seorang introvert yang tidak pernah terlibat dalam organisasi, I feel kind of proud with myself karena tidak merasakan gejala kecemasan sosial.
Until, today.
Jadi, acara pertama akan dimulai minggu depan. Gue akan terlibat juga dan tugas gue cukup berat karena gue sendiri tidak ahli di bidang olahraga. So, I'm actually have no idea and kind of afraid to make mistakes. Stupid ones. Karena aslinya, gue mengira hanya akan fokus di acara gue yang bergerak di bidang sosial. Acara cup olahraga means gue bakal pulang malam. And then, gue kepikiran dengan tugas-tugas gue yang sangat banyak dan juga perasaan tak nyaman mendengar kata "pulang malam".
You can call me nerd, anak rumahan or whatever you want, tapi serius gue gak pernah pulang rumah malem selama sekolah. Maupun kuliah. Kayak tadi, bener-bener baru pertama kali gue pulang jam setengah sembilan malem dari kampus. Dengan kondisi gedung yang udah sepi gak ada kehidupan. And I feel odd. It's not Natasha that I used to know.
Ditambah lagi, gue memang punya kecemasan parah terhadap masalah pulang ke rumah. I don't like the feeling going home alone by public transportation. I can't take taxi after the sun goes down (thanks to Jakarta's high criminal rate). I can't drive (not yet). I also don't like the idea to go home by Ojek (but actually this is the best choice I have). I have someone to pick me up actually, but going home very late with him... I don't like the idea either. This has been my second biggest concern after never-ending assignment.
Kecemasan gue tidak berhenti di situ saja. Kebetulan, bokap gue sedang ada di Jakarta. I haven't met him for a year, so I miss him so much. Gue benci diri gue karena terlalu mencemaskan kuliah, dan agak mentelantarkan dia sendirian di rumah. He's going back to Malang in 3 days (the same day with the big event) and I haven't spent much quality time with him. It's because I'm very busy!!!
Gue berada di posisi kejepit antara mempertanggung-jawabkan tugas gue sebagai mahasiswa & anggota panitia atau menghabiskan waktu dengan keluarga. I mean, kapan lagi gue bisa ngumpul berempat? :(
Oyeah, kecemasan tambahan lagi adalah rencana pernikahan cici gue yang akan dibahas besok. Dimana gue juga harus ikut menyaksikan perdebatan antara kedua keluarga mempelai. Setiap kali gue inget kalau sekarang cici gue sudah bertunangan dengan pacarnya, gue berpikir "Why time goes so fast? I can't believe she will live with someone else. Leaving me behind alone at home"
I just want to spend more time with my big sister. I want to go back to the time we play "masak-masakan" together. Maybe, because I still believe wedding it's very far from my thought right now. It's an adult thing.
I don't like the part of my life when I have to concern so many things in life. It happens because I worry a lot. I can't stop worry until I can solve all of my problems. Mungkin, gue bertahun belakangan ini menjalani hidup malas cuman sekolah, nonton acara TV korea atau talk show amerika, dengerin lagu, baca buku, dan yeah menulis. Satu hal yang gue sangat sedih karena kesibukan hidup gue yang baru adalah hilangnya waktu untuk menulis.
Padahal, gue pengen banget menulis dengan serius sejak gue udah belajar banyak di liburan kemarin. Unfortunately, I just have no time to do it. I'll be tired already, or have nothing to write. Sedih aja karena gue merindukan masa gencar-gencarnya gue menulis. I feel so unproductive.
Sekarang adalah waktu untuk merenungi diri sendiri. Pertama, gue merasa sangat stress karena menjauh dari Tuhan. Okay, kalian boleh muntah denger-nya karena cheesy banget gue bawa-bawa agama. But, I'm serious, gue kayak mengalami lagi pengalaman kalau gak mengandalkan Tuhan dalam segala hal itu membuat hidup lo kacau-balau. Suddenly, I remember that He taught us to stop worry, because He will always be in our side even if we are struggling and have hard time in life.
Kedua, gue memang harus mengurangi sifat buruk gue yang terlalu cemas dan mengeluh akan sibuknya hidup (like I told you before, I live a passive life, a flat-kind-of-life, not interesting life at all life). Gue berpikir, beginilah rasanya jadi orang dewasa. Setiap hari menghadapi tantangan, masalah, dan kesibukan yang tiada habisnya. Dan gue udah dapet gambaran bagaimana diri gue di masa depan.
I will be the one who can't manage time very well. I will be the workaholic type. Gue akan menjadi si tegang yang tidak bisa bersantai di hidupnya. Bahkan ketika sedang liburan sekali pun :)
Ketiga, just solve all of the problems, loosen up myself, enjoy the life, and face the reality. Karena, gue juga punya kecenderungan untuk hidup di alam impian. I recognize myself for being a dreamer, so yeah it's hard for me to live the 'real' life. I didn't say I have some delusional disorder though. I'm completely aware of my real life. Sometimes, I just feel clueless about living the life since I'm not a practical-person.
Well, dipikir-pikir lagi setelah merenung dan mencurahkan emosi gue lewat post ini, I feel quite better. Sepertinya, gue bisa mempertimbangkan writing therapy buat orang yang punya gangguan kecemasan seperti gue :')
I just wish I can face this uncomfortable feeling as soon as possible.
Wish me luck!
Lots of love
Natasha
PS : I'm seriously need relax time with no assignment and duty to take care!!! So I can just sit comfortably in front of my computer, enjoying good food, and wake up whenever I want!