Hari ini gue belajar sesuatu yang menarik dari salah satu mata kuliah favorit gue juga, Teori Kepribadian. Jadi, hari ini gue belajar aliran Humanistik yang memandang manusia itu sebagai individu yang berbeda-beda, kita semua ini unik.
Nah, ada satu tokoh humanistik bernama Carl Rogers yang punya teori bahwa manusia berhasil fully-functioning atau mencapai self-actualization jika self-concept dan ideal-self mereka itu kongruen (congruent) --> tidak berbeda terlalu jauh.
Okay, bagi kalian yang tidak lumrah dengan istilah psikologi di atas, tenang saja. Gue akan bantu menjelaskan.
Fully-functioning : Manusia sadar apa yang harus ia lakukan di dalam hidup ini, ia mau jadi apa ke depannya, dsb
Self-actualization (aktualisasi diri) itu singkat kata adalah kondisi ketika manusia berhasil mewujudkan segala potensi yang ada di dalam dirinya
Self-concept (konsep diri) : bagaimana individu memandang dirinya sendiri sesuai dengan kenyataan yang ada (how we see ourselves)
Ideal-self : Jati diri yang ideal bagi individu, jati diri yang diinginkan sang individu (what we would like to be)
Persona : Bagaimana kita menunjukkan diri kita kepada dunia luar (topeng)
source :
http://www.simplypsychology.org/self-concept.html
http://psychology.about.com/od/personalitydevelopment/tp/archetypes.htm
Nah, sekarang setelah udah tahu apa aja nih istilah-istilah tersebut, gue semacam punya keinginan untuk refleksi pribadi sendiri. Gue sendiri sebenernya mengerti diri gue sendiri gak sih? Dan apa sih yang gue inginkan sebetulnya dalam hidup ini? Well yeah memang terdengar terlalu "berat", tapi ini penting. Orang yang sehat secara mental adalah orang yang jarak antara self-concept dan ideal-self nya tidak terlalu jauh.
Bayangin kalo gue cuman cewek biasa, dari negara berkembang, dengan wajah pas-pasan, lantas gue menginginkan jadi kekasih Liam Payne (One of the One Direction members if you don't know) yang tinggal jauh di Inggris sana dengan popularitas yang begitu besar? Apa jadinya gue nanti? Yep gue bisa kena gangguan mental karena berdelusi menjadi pacar Liam Payne. Gue bisa yang orang kebanyakan sebut "gila" (althoguh as a psychology student I can't no longer use the term of "Gila", forgive me for being arrogant).
Bagaimana dengan kalian? Apa kalian udah aware dengan diri kalian seperti apa dan seperti apa sih jati diri yang ideal bagi kalian?
I'll try mine.
Gue sendiri selalu menganggap diri gue ini punya potensi terbesar dalam bidang linguistik. Gue lebih percaya diri dengan kemampuan berbahasa daripada psikologi gue... hhmm memang terdengar aneh mengingat gue ngambil kuliah psikologi. Tapi, ingat di post gue sebelumnya... terkadang apa yang lo pilih memang bukan yang benar-benar 100% cintai kan? Ada hal-hal lain yang harus dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Gue sadar ini ketika kemarin gue ngerjain tugas, gue malah ngecekin tata bahasa teman-teman gue yang di mata gue tuh amburadul-nya parah banget. Bukannya melihat konten makalah, gue malah sibuk yah itu betulin EYD. See???
Gue yakin gue bisa jadi penulis suatu saat nanti which is why that's my ideal-self. I would like to be a successful novelist someday. Minimal kalo versi Indonesia itu si Andrea Hirata atau Dewi Lestari atau versi internasional semacam Meg Cabot? Sophie Kinsella? Cecelia Ahern? Jodi Picoult? wkwkwkw. Seriously, I would do anything to be a novelist.
Hanya saja, gue sadar bahwa untuk mengaktualisasi diri itu tidak gampang. Gue udah sadar gue mampu jadi penulis, dan gue memang mau kok jadi penulis terkenal suatu saat, tapi gue tetaplah Natasha yang punya kelemahan. Pertama, tak hentinya gue mengatakan gue ini pemalu. Lucunya, persona (bisa lihat artinya di atas) gue adalah sebaliknya. Gue berusaha terlihat percaya diri di depan orang lain, tapi sebetulnya gue sangat takut harus berhadapan sama orang. Gue selalu mencoba melawan jati diri gue sesungguhnya karena tidakkah terlihat ganjil orang dewasa bersikap malu-malu?
Selain itu, gue ini orang yang cukup pesimis. Gue seringkali mikir gue bakal messed up, gue bakal fail, gue melakukan bad performance sebelum gue sendiri mencobanya. Tidakkah sifat gue ini menghambat gue banget untuk menerbitkan buku?
TERAKHIR, ini juga crucial banget. Gue orang yang memberikan hasil maksimal. Gue bisa gini sepertinya karena bentukan dari sekolah SD-SMA di sekolah yang disiplin dan menuntut standar yang tinggi banget. Alhasi, beginilah Natasha. Gue bukan orang yang suka bekerja ala kadarnya. Gue gak mau membuat karya yang biasa, klise, dan mudah ditebak jalan ceritanya. Gue ingin membuat karya yang spektakuler. And buat membuat karya masterpiece itu tidak mudah, gais. Butuh waktu yang sangat pannnnnjjjjaaanngggg. Hiks.
Well, jadi beginilah diri gue. Sebetulnya masih ada banyak hal yang pengen gue bahas, tetapi jadinya gue bisa bikin mini novel kalo dilanjutin. So I guess I'm done right now.
Don't forget to reflect your self-concept and ideal-self! Remember to keep it close. Don't dream something you know you can't achieve :) And don't underestimate what you're capable of!
It's hard and rare to be self-actualized but it's still possible. Never give up to be truly who you are!
Love
Natasha, your future psychologist
PS : UTS sudah dekat! Tugas menumpuk! I think I'm gonna lose my mind!