Gue merasa kalau most girls have no intention to pursue career. Well, thanks to my super Mum, an independent woman who works hard for her family, gue tumbuh menjadi seorang anak perempuan yang gak punya mental mengandalkan suami di masa depan. Gue ngerasa sebagai seorang perempuan, gue juga harus bisa secara mandiri mencari uang sendiri dan punya tabungan sendiri. Gue gak bilang kalo jadi ibu rumah tangga itu salah, tapi imej ibu rumah tangga seakan digunakan anak perempuan yang udah hopeless dengan kuliah. Dengan dunia kerja di masa depan. Dengan karir mereka sendiri.
Gue paling benci ketika gue mendengar ada anak cewek bilang "Gue mah abis kuliah nikah aja deh, cari suami kaya, ngurus anak suami, belanja, udah deh hidup tenang"
I feel like... oh God, bener-bener suatu pandangan yang sempit banget. Kasarnya, "Memang gampang apa cari cowok konglomerat?" dan lebih penting kita semua miskin kalau kalian dapet pacar kaya itu orangtuanya yang kaya. Sangat jarang menemukan anak muda yang kaya raya dari hasil keringatnya sendiri.
Okey, I also notice that most of women end up being stay-home mother. Gue sendiri juga punya keinginan gitu nanti pengen deh ngerawat anak dengan sepenuh hati. Tentu sebagai wanita, kita semua punya rasa keibuan itu setelah nanti melahirkan anak sendiri.Tapi, memangnya jadi ibu itu semudah bayangan kita juga? It's not easy, girls.
Okey, I also notice that most of women end up being stay-home mother. Gue sendiri juga punya keinginan gitu nanti pengen deh ngerawat anak dengan sepenuh hati. Tentu sebagai wanita, kita semua punya rasa keibuan itu setelah nanti melahirkan anak sendiri.Tapi, memangnya jadi ibu itu semudah bayangan kita juga? It's not easy, girls.
Menurut teori psikologi perkembangan yang sudah gue pelajari, peran orangtua or at least pengasuh (caregivers) sangatlah penting buat perkembangan. Bahkan, cara orangtua menyanyangi anaknya di masa bayi, bisa memprediksi bagaimana anak tersebut menyanyangi orang lain di masa dewasa. Seriously, being parents is hard. Salah mendidik anak aja, bisa berakibat fatal bagi si anak di masa depan. Semua pelajaran yang gue pelajari selama kuliah psikologi, semuanya tidak terlepas dari peran orangtua di masa bayi.
Menjadi orangtua, otomatis menjadi panutan orangtua. Kalau kita sendiri masih belum "genah" sebagai seorang individu, bagaimana bisa mengajari orang lain? Dan untuk menjadi orangtua yang baik, kita toh juga harus berpendidikan. Gue percaya bahwa semua orangtua selalu menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Kalo liat film dan buku kayaknya orangtua tuh rela mengorbankan diri mereka buat anak-anaknya. Mereka rela kerja sampe lembur berhari-hari demi anaknya bisa sekolah tinggi. Jadi... menurut gue alangkah lebih baik sebelum kita menjadi orangtua, kita harus punya bekal pengetahuan yang banyak agar anak kita juga menjadi orang yang lebih baik.
Sebagai wanita, kita harus sadar bahwa posisi kita di masyarakat sekarang sudah setara dengan pria. Tidak seperti abad-19, zaman ketika wanita masih susah banget mendapat pendidikan. Mereka akhirnya hanya bisa menjadi stay-home mother and take care of her family. Tapi, lihat sekeliling kita sekarang, wanita justru lebih rajin dan punya nilai yang tinggi dibanding pria. Budaya kita juga perlahan berubah. Sekarang, gak sedikit wanita yang juga bekerja bukan karena meninggalkan tanggung-jawab sebagai ibu, tapi keadaan ekonomi pun salah satu alasannya. Terutama jika tinggal di kota besar, rasanya kalau gak nikah dengan konglomerat, kayaknya sulit bertahan dengan gaya hidup ibukota yang fantastis, hanya dengan mengandalkan uang suami. (It's a different case if you marry a royalty or super rich family)
Menjadi seorang pesimis juga membuat gue sadar akan suatu hal. What if someday you both get divorced? What can you do if you have no good education and savings? Can you survive? Can you let go your fabulous lifestyle you once had because you realise you have nothing? Don't say cheesy thing like "Oh, we will live happily until death do us apart". I'm not that kind of girl...
Sebetulnya, ada banyak pengaruh yang gue dapatkan sehingga bisa punya pemikiran keukeh bahwa seorang wanita harus mampu cari uang sendiri.
To be honest, gue sadar gue anak yang manja. Gue terbaisa serba dibiayai dan hampir selalu permintaan yang gue inginkan dituruti mama gue. Gue sekarang khawatir banget memikirkan kehidupan gue kelak. Bagaimana caranya gue bisa sukses seperti nyokap? Gimana caranya menaikkan saldo di rekening gue tanpa meminta nyokap? Yep gue bukan practical-type person, gue cuman bisa membayangkan gue membuka jasa konseling sembari menjadi penulis sebagai sampingan. Good news is gue bisa melakukan itu semua di rumah! I hope I can really do it... #jadicurcol
SO, what I want to emphasise is don't be such a fool woman who can only depends to her husband. Be intelligent and independent instead. I may never experience dating such thing, but I'm sure guys don't just get interested with your look or body. They will look for women with high-quality inside them. You buy Louis Vuitton because it's luxurious brand that shows prestige, but Louis Vuitton it's not just about the appearance. The quality of their bags, shoes, belts, etc does matter too! You can wear Louis Vuitton shoes for many years without getting broken a little bit. That's why people are so eager to buy it. It's like you fishing with only a bait, but get two fishes instead!
I may little bit sexist to say this, but WHO RUN THE WORLD? GIRLS!
Love
Natasha
Sebagai wanita, kita harus sadar bahwa posisi kita di masyarakat sekarang sudah setara dengan pria. Tidak seperti abad-19, zaman ketika wanita masih susah banget mendapat pendidikan. Mereka akhirnya hanya bisa menjadi stay-home mother and take care of her family. Tapi, lihat sekeliling kita sekarang, wanita justru lebih rajin dan punya nilai yang tinggi dibanding pria. Budaya kita juga perlahan berubah. Sekarang, gak sedikit wanita yang juga bekerja bukan karena meninggalkan tanggung-jawab sebagai ibu, tapi keadaan ekonomi pun salah satu alasannya. Terutama jika tinggal di kota besar, rasanya kalau gak nikah dengan konglomerat, kayaknya sulit bertahan dengan gaya hidup ibukota yang fantastis, hanya dengan mengandalkan uang suami. (It's a different case if you marry a royalty or super rich family)
Menjadi seorang pesimis juga membuat gue sadar akan suatu hal. What if someday you both get divorced? What can you do if you have no good education and savings? Can you survive? Can you let go your fabulous lifestyle you once had because you realise you have nothing? Don't say cheesy thing like "Oh, we will live happily until death do us apart". I'm not that kind of girl...
Sebetulnya, ada banyak pengaruh yang gue dapatkan sehingga bisa punya pemikiran keukeh bahwa seorang wanita harus mampu cari uang sendiri.
To be honest, gue sadar gue anak yang manja. Gue terbaisa serba dibiayai dan hampir selalu permintaan yang gue inginkan dituruti mama gue. Gue sekarang khawatir banget memikirkan kehidupan gue kelak. Bagaimana caranya gue bisa sukses seperti nyokap? Gimana caranya menaikkan saldo di rekening gue tanpa meminta nyokap? Yep gue bukan practical-type person, gue cuman bisa membayangkan gue membuka jasa konseling sembari menjadi penulis sebagai sampingan. Good news is gue bisa melakukan itu semua di rumah! I hope I can really do it... #jadicurcol
SO, what I want to emphasise is don't be such a fool woman who can only depends to her husband. Be intelligent and independent instead. I may never experience dating such thing, but I'm sure guys don't just get interested with your look or body. They will look for women with high-quality inside them. You buy Louis Vuitton because it's luxurious brand that shows prestige, but Louis Vuitton it's not just about the appearance. The quality of their bags, shoes, belts, etc does matter too! You can wear Louis Vuitton shoes for many years without getting broken a little bit. That's why people are so eager to buy it. It's like you fishing with only a bait, but get two fishes instead!
I may little bit sexist to say this, but WHO RUN THE WORLD? GIRLS!
Love
Natasha