Hey there!

I'm Natasha, the author of this blog. I'm also a psychology student who is working hard to be a novelist. I like thinking deeply mainly about life. I'm not a wise person, I'm simply just a girl who wants inspire the world through my writing.

Hope you enjoy every single of my posts.

Lots of love!
Natasha

PS : Feel free to comment on my posts, I will definitely reply to your comment!


BLOG READERS SURVEY
Please kindly do this survey, it will only take a little of your time! :)

17 July 2015

It's My Birthday Again

Gue mulai sadar bahwa ulang tahun itu merupakan suatu momen mendebarkan yang ditunggu-tunggu ketika masuk SD. Tipikal perayaan ulang tahun SD biasanya dirayakan saat pulang sekolah. Gue inget biasanya anak yang ulang tahun itu bakal dipanggil maju ke depan sama guru. Lalu, karena sekolah gue religius, jadi kita berdoa dulu buat dia. Setelah itu mulai deh kita nyanyi lagu "Happy Birthday" bersama sekelas, tiup lilin, dan yang sangat menarik bagi-bagi bingkisan dan makanan!
Rasanya kangen yah dapet bingkisan isinya snek dan minuman *nostalgia*, bahkan sampai sekarang gue masih punya teman yang suka banget dapet bingkisan. Hhhmm
Ditambah gue juga suka ketika dapet makan Hok*** (bisa ditebak lah yah) atau sejenisnya. Anak kecil toh suka sama makanan yang gak sehat. Secara lagi masa pertumbuhan...

Yeah, dulu ketika SD arti ulang tahun bagi gue adalah mendapat bingkisan dan makanan gratis. Main games, panggil badut (yang sampai sekarang gue gak tau apa daya tariknya), dan senang-senang. Gue selalu menantikan ulang tahun karena usia gue semakin bertambah. Senang ketika gue mencapai usia 10 tahun. Akhirnya umur gue dua digit.

Seiring berjalannya waktu, ulang tahun di mata pra-remaja itu jadi biasa aja. Kita gak mau lagi perayaan ala bocah sd dengan topi nama di kepala. Mulailah kita undang makan di restoran. Meski belum marak sih ngasih kue ulang tahun yang mahal atau lucu. Kado pun juga ala kadarnya. Di usia pra-remaja, ulang tahun juga jadi momen yang berharga karena kita gak sabar jadi orang gede beneran. Lelah kan ketika kita belum boleh melakukan sesuatu (misalnya masuk kasino) karena belum mencapai batasah usia. Semakin bertambah usia kita ke pertengahan 10, rasanya makin berasa gede.

Secara fisik kita juga otomatis membesar dan meninggi. Orang tua pun juga mulai memberi kepercayaan untuk memegang uang dalam jumlah besar dan melakukan hal yang tadinya gak diboleh. (Misalnya jalan-jalan ke mall sendirian sama teman-teman). Masa-masa ini juga indah karena kita masih jauh dari kata menua.

Sekarang gue udah mulai takut. Memang 18 bukan angka yang besar. Gue masih belum legal untuk minum alkohol di Amerika. Gue juga masih di batasan usia untuk memilih kewarganegaraan (Doesn't mean I'm dual citizenship holder, I'm Indonesian). Dan gue juga baru legal untuk vote and drink di Inggris. Hhmm... walau gue juga masih tergolong kecil, tapi gue merasa tanggung jawab gue makin berat.

Pertama, gue dulu hanya anak SD ketika pertama kali memulai blog ini. Lihat sekarang gue adalah mahasiswa. 
Kedua, gue rasanya belum siap untuk memasuki bangku kuliah. Melihat senior-senior di kampus aja gue udah minder sendiri. Gue ngerasa gue ini masih anak kecil dengan wajah polos, sementara orang-orang di kampus lainnya itu orang dewasa yang udah matang. 
Ketiga, tinggal 1 tahun lagi gue menjadi anak remaja. Terus gue adalah cewek di usia 20 tahun! Its really a big deal.
Lalu gue juga merasa apa yang gue lakukan sekarang akan berdampak di masa depan gue kelak. Apa yang gue putuskan ingin menjadi apa, itu yang akan gue tekuni untuk selamanya. Bagaimana kalau gue salah memilih?

Well, gue tahu meski gue tidak siap, gue tetap harus menjalaninya. Its not like I can stop the time and stay young forever. I have to grow up just like anybody else. Orang-orang dewasa itu juga dulunya hanya anak kecil dan remaja seperti gue. Dan entah bagaimana caranya gue juga harus bisa bertumbuh dan berkembang menjadi orang dewasa sepenuhnya. Berat rasanya ketika gue udah semakin realistis dengan dunia ini. Mungkin inilah kekurangan orang dewasa. Berhenti bermimpi seperti anak kecil karena dihadapkan pada realita kehidupan.

Bagaimana caranya mencari uang? Gue bukan orang cerdas yang pandai berbisnis (walau kata orang, orang chinese itu ahli dagang, but I'm not one of them) atau punya bakat yang menghasilkan uang. Mungkin ada seperti yang sedang gue lakukan sekarang... Menulis. Namun, jujur menulis itu bukan perkara mudah. Apalagi gue tidak mau sembarangan asal jadi lalu main terbit. I'm a perfectionist. 
Pikiran ini menganggu gue banget belakangan ini. Bagaimana bisa gue dapet banyak uang untuk punya rumah yang harganya sudah mencapai belasan milyar? Punya mobil walau 100 juta? Uang darimanakah itu?

Gue juga semakin disadarkan kalau hidup ini tidak mudah. Mungkin selama ini gue hidup terlalu nyaman sehingga lupa akan proses. Ada mbak di rumah, gue tidak tahu bahwa nyuci baju, jemur, nyetrika, nyapu, ngepel itu benar-benar menguras energi. Belom lagi masak (satu hal yang sampai sekarang belum bisa gue lakukan). Yeah, sebagai seorang wanita gue merasa gagal. Gue benar-benar tidak cocok menjadi ibu rumah tangga karena agak payah dalam urusan bersih-bersih rumah.

Ditambah lagi yang menganggu pikiran anak remaja akhir seperti gue adalah jodoh. Siapa yang tidak khawatir dengan usia semakin bertambah tapi belum juga punya gandengan? 
Orang Indonesia di Jakarta terutama punya patokan usia menikah bagi perempuan, pada umumnya sekitar 25-30 tahun. Malahan kayaknya menikah umur 30 udah dianggap perawan tua. Anggaplah mau menikah di usia 27. Setidaknya harus pacaran 2-3 tahun karena terlalu cepat takutnya belum kenal luar-dalam. Otomatis di usia 24 tahun setidaknya kita punya pacar yang sudah siap dibawa ke pelaminan. Itu artinya di kuliah, orang-orang mulai ngebut mencari jodoh. Di dunia kerja bisa saja, tapi kemungkinan sangat kecil mengingat orang kantoran kebanyakan juga udah pada menikah dan tua-tua. 

Sekarang, ulang tahun dan tambah tua malah membuat gue gentar. Well, senang juga karena ulang tahun bisa makan-makan di tempat bagus, kado juga semakin bagus *Who doesn't like receiving gifts?*, kue ulang tahun yang lucu, dan kejutan-kejutan lainnya. Terlebih lagi gue senang karena gue bisa melalui setahun lagi dengan baik. Gue masih bisa menambah usia lagi, tapi tambah tua, semakin banyak tekanan yang kita alami. Contohnya yah seperti yang sudah gue tulis di atas. 
Tentu aja ada keuntungan yang kita dapat dari menjadi dewasa. Kita tidak diremehkan lagi oleh orang dewasa lainnya, kita udah bisa diajak berpikir serius, dan mendapat kebebasan yang lebih banyak lagi. 
Sedih juga tapi ketika gue disuruh pulang naik taksi sendiri. Padahal dulu selalu dilarang naik taksi sendirian :(

Meskipun berat, tetapi inilah hidup. Dengan tumbuh dewasa, semakin jelas juga tujuan hidup gue. Apa yang ingin gue capai, dan bagaimana usaha gue untuk mencapainya. Sekarang teman-teman gue udah punya tujuan hidupnya masing-masing. Tidak seperti zaman sekolah ketika kita semua mempelajari hal yang sama. Yeah kita semua udah berjalan ke tujuan yang berbeda. Barangkali, satu-satunya hal yang membuat gue tidak sabar menjadi dewasa adalah punya pekerjaan yang gue idam-idamkan sejak kecil. 

Semoga di usia yang baru ini gue juga semakin belajar menjadi orang dewasa yang sesungguhnya.

Love,
Natasha who turns 18 today!