Hey there!

I'm Natasha, the author of this blog. I'm also a psychology student who is working hard to be a novelist. I like thinking deeply mainly about life. I'm not a wise person, I'm simply just a girl who wants inspire the world through my writing.

Hope you enjoy every single of my posts.

Lots of love!
Natasha

PS : Feel free to comment on my posts, I will definitely reply to your comment!


BLOG READERS SURVEY
Please kindly do this survey, it will only take a little of your time! :)

13 November 2011

My Dream

Hari sudah sore. Sekolah gue udah sepi. Hanya ada beberapa orang termasuk gue. Mendadak gue dikejutkan oleh kedatangan guru gue, Bu Endah. "Kamu sakit yah? nih minum ini" kata Bu Endah sambil memberikan sebuah kapsul kepada gue.
Gue langsung lari karena gue sadar gue mau dibunuh dengan obat itu *sumpah gue kebanyakan dijejelin film thriller nih*
Guru gue gak tinggal diam. Dia memanggil salah seorang murid untuk mengejar gue.
Dan murid itu adalah ceweknya cowok yang gue suka. Kita namakan dia Ayu.
Ayu mengejar gue hingga keluar dari area sekolah dan bahkan jalanan gang sekolah gue...
Sialnya jalanannya buntu *khas film banget*.  Akhirnya gue menyerah ketika Ayu juga menodongkan pistol ke arah gue *kebanyakan nonton film action* gue mengangkat tangan gue sebagai tanda gue beneran menyerah.
"Kenapa lo bantu guru-guru itu?" tanya gue pada Ayu
Ayu masih dengan pistol di tangannya menjawab "Karena mereka butuh gue"
"Buat apa?"
"Bu Endah tau lo mengintai dirinya. Dan proyek rahasia itu. Jadi ia berusaha buat membungkam mulut lo itu dengan obat penghilang memori yang Bu Endah kasih tadi" *kebanyakan nonton film spy*
Gue ketawa sarkastis "Sayangnya dia gak akan berhasil okay?" kata gue kemudian berlari menuju sebuah rumah dengan tangga di luar rumahnya.
Ayu tanpa gue duga menembak lengan gue. Gue meringis kesakitan tapi tetep berlari dan lompat naik ke atap  rumah itu. Gue menoleh ke belakang melihat Ayu dengan lincahnya mengejar gue.
Gue gak putus asa, gue terus meloncat dari satu atap rumah ke atap rumah lainnya. Sampai gue memutuskan untuk lompat menuju jalan raya.
Masih dengan lengan berdarah-darah gue tersauk-sauk berusaha mencari tempat untuk bersembunyi.
Ketika gue noleh ke belakang lagi. Gue shock ngeliat Ayu bersama dengan cowoknya yang notabene adalah cowok yang gue suka * kita beri nama Bambang*.
Dan yang dilakukan Ayu gak biasa. Ia menodongkan pistol ke pelipis Bambang, membuat gue takut.
"Lo boleh terus lari tapi apa lo mau melihat dia mati ditembak, Chelsea? *ceritanya nama gue*"
"Trik yang bagus. Permainan psikologis"kata gue
Bambang nampak ketakutan melihat ceweknya menodong pistol kearahnya dan melihat cewek yang naksir dia diancam oleh ceweknya sendiri.
"Tapi lo ceweknya, Ayu... lo gak akan mungkin tega melukai dia kan?"kata gue sarkastis
Ayu menatap Bambang bengis "Huh, kata siapa?"
Gue menggeleng-gelengkan kepala gak menyangka kalau pada akhirnya Ayu menunjukkan perasaan sebenernya kepada Bambang. Bahwa sebenernya ia tidak suka dengan Bambang.
"Jadi pilih mana Chelsea? Lo keluar dari agency lo dan bergabung dengan kita , lalu gue akan lepasin Bambang tercinta lo ini atau lo boleh lari dengan risiko nyawa dia melayang?"tanya Ayu menantang.
Gue tersenyum simpul "Hah, okay gue nyerah. Lepasin dia, dia gak terlibat dalam kasus ini, kan?"
Gue bisa liat dengan jelas Bambang kaget ngeliat keputusan yang gue buat. Menyerah demi menyelamatkan nyawanya. *uwooo*
Ketika tangan Ayu mau memegang gue, dengan cepat gue memblok tangan kanan Ayu yang memegang pistol. Gue merebut pistolnya lalu menembak lengan dan pahanya agar ia gak bisa jalan. Gue juga gak lupa merogoh-rogoh saku rompi Ayu dan gue tersenyum simpul ketika menemukan banyak kertas yang gue yakin sangat berharga.
Bambang double shock liat ceweknya ditembak cewek yang suka dia. Dan jelas ia marah sama gue.
Sebelum gue lari gue bilang ke Bambang "Lari! lo gak aman ada disini, bam! termasuk dengan cewek lo itu!"
Tanpa gue duga Bambang menghentikan langkah gue "Gue ikut sama lo,chel"
Gue menoleh ke arah Ayu yang mulai bangkit berdiri , dengan cepat gue menarik tangan Bambang dan berlari bersama menuju jalanan yang sepi. Gue menghentikan sebuah taksi disana dan masuk bersama Bambang.
"Jalan pak! cepet!" kata gue kepada sang supir taksi.
Supir taksi itu melihat gue dan Bambang dari kaca spion meremehkan. Gue lupa kita masih memakai seragam SMP yang bikin sang supir meremehkan begitu. "Kemana?"
"Ke arah sudirman dulu ,pak" kata gue takut Ayu berhasil liat kita.
Gue refleks mendorong kepala Bambang dan menundukkan kapell gue sendiri ketika gue liat di halte bus Ayu mencari-cari gue dan Bambang sambil terpincang-pincang. Ketika kita udah agak jauh , baru gue melepas  tangan gue dari kepala Bambang.
Gue melepas seragam gue hingga gue hanya memakai tank top hitam , sambil meringis kesakitan akibat luka lengan gue. Di samping gue Bambang melihat luka gue sambil mengernyit jijik , ia seperti terbayang dengan Ayu tadi bilang "Pasti Ayu dua kali lebih sakit dari pada itu"katanya sedih.
"Huh, gue yakin cewek lo itu juga udah terbiasa. Gue gak nembak di bagian yang fatal kok"
"Sebenernya lo sama Ayu itu kenapa?"
"Bukan urusan lo kan, Bam? Gue ragu kalo lo semakin tau lebih dalam lo juga ikut terancam bahaya"
Bambang diam. Begitu juga dengan gue yang sibuk membalut luka gue dengan perban. Setelah luka gue terawat.  "Jadi dimana rumah lo?"
"nanana *nyebutin rumahnya* "
"Pak ... "Gue menahan ucapan gue "Bentar, apa Ayu tau dimana rumah lo?"
Bambang mengangguk "Ya..."
"Kemungkinan lo dijadiin sandera semakin besar... lo harus ikut gue kalau begitu..."
"Sandera? sama siapa?"
"Ayu"kata gue , "Pak tolong berhenti disini" kata gue kepada sang supir.
Gue mengeluarkan selembar biru kepada sang supir lalu keluar dari sana bersama Bambang. Gue menggandeng tangan Bambang dengan tangan gue yang luka, dan menenteng seragam gue. Kita berjalan bersama menerebos kemacetan Jakarta , dan berhenti di sebuah gedung yang ada di sudirman.
Ketika gue masuk ke gedung itu , gue berjalan menuju sebuah ruangan dimana itu adalah ruangan atasan gue, Pak Thomas.
"Siapa ini, Chelsea?"tanya Pak Thomas pada Bambang sambil tersenyum.
"Dia... *gue liat Bambang* well, dia korban sandera Ayu, pak" jelasku
"Korban sandera atau cowok yang kalian berdua rebutin?"
Pipi gue merona mendengar itu "Begini pak, tadi Bu Endah berniat ngasih saya obat yang katanya Ayu bisa menghilangkan memori saya. Tapi saya berhasil kabur, meski dapet ini *gue menunjuk luka tembak di lengan gue*. Dan saya juga menemukan ini *gue melempar kertas yang ada di saku Ayu tadi kepada Pak Thomas "
Pak Thomas membaca kertas itu dengan teliti "Oh jadi ini rencana untuk menangkapmu..."
"Begitulah"kataku
"Kerja bagus, Chelsea... lebih baik kamu minta Bu Siska buat ngerawat luka kamu. Kalian berdua harus pulang sebelum orang tua kalian curiga..."
"Baik, pak. Tapi sebelumnya, bagaimana kalau besok Bu Endah berniat yang sama lagi kepada saya?"
"Besok setelah bel berbunyi kamu harus langsung pulang okay? saya akan jemput kamu, dan kita bicarakan lebih lanjut lagi"
Gue mengangguk mengerti, lalu keluar dari ruangan Pak Thomas bersama Bambang.
"Suruh orangtua lo jemput disini" kata gue pada Bambang
Bambang menurut. Ia menelepon yang kayaknya adalah mamanya . "Dia mau ngomong sama lo" kata Bambang menyodorkan HP-nya kepada gue.
"Halo tante"kata gue dengan suara anak SMP gue.
"Kamu siapaa?"tanya mama Bambang panik
"Oh saya kakak kelas Bambang, tante" kata gue sengaja menekan kata KAKAK KELAS
"Kenapa bisa kalian berdua disana???"tanya mama Bambang masih panik.
Dengan tenang gue menjawab "Tadi Bambang hampir aja mau diculik tante, nah saya kebetulan lewat. Jadi saya tolong Bambang dan bawa ke kantor papa saya" kata gue berbohong
Mama Bambang percaya dan kemudian menjemput Bambang pulang sambil berterima kasih kepada gue.

--------

Endingnya : Bambang mengkhianati gue. Dia yang ikut mendengar pembicaraan gue dengan Pak Thomas memberikan informasi itu kepada Ayu dan Bu Endah. Mereka berdua akhirnya bisa melacak kantor gue , dan hampir berhasil meminumnkan obat itu pada gue. Tapi gue berhasil menembak MATI Ayu dan Bu Endah (: Jadi gue selamat begitu juga dengan agency gue! Pada akhirnya gue memutuskan untuk pindah sekolah dan melupakan Bambang....

Sekian

Natasha
PS : Imajinasi gue terlalu liar yah ._____.

No comments:

Post a Comment