Cukup bermellow-mellownya.Sekarang gue akan membahas tentang gue yang hhhmm ini konyol tapi nyata.
Gue adalah orang yang suka membaca.Sedari gue kelas 2 SD gue sudah membaca novel teenlit,yang seharusnya belum pantas dibaca buat gue yang masih anak-anak (Inilah jawaban kenapa sekarang gue udah gak seneng dan males baca novel teenlit.Karena gue kecepetan zaman)
Gue juga suka-suka aja nonton film romantis,yang walau gue enek kadang-kadang kalau terlalu lebay.
Orang-orang pacaran disekeliling gue juga banyak.
Dan terakhir gue adalah penulis novel teenlit (meski belum resmi,tapi suatu saat gue yakin gue akan menjadi penulis novel beneran).Yang kerjaan gue adalah menulis cerita cinta tokoh gue.
Tapi konyolnya gue gak percaya itu ada.(belum tepatnya).
Dari sejak gue pertama kali suka dengan seorang cowok (Kalau suka-suka bohongan udah dari TK B lhoo,kalau suka mulai serius gue rasa sejak gue kelas 4 SD) gue selalu punya alasan kenapa gue suka dengannya.
Bukankah banyak yang bilang kalau mencintai seseorang itu gak ada alasannya??
Misalnya gue suka dengan si A karena dia cowok baik,lucu,dan punya hobi yang sama dengan gue.
Gue punya alasan,bukan?
Gue gak percaya jika seseorang apalagi yang masih seumuran gue (yahhh umur 11-15 tahun lah) mengalami yang namanya cinta.
Pikiran umur-umur segini gue bilang masih belum matang.Mungkin yang usianya udah 15 menuju 16 dalam proses pematangan.
Tapi dibawahnya?gue rasa,kayaknya kita masih terlalu dini untuk membahas cinta yang sesungguhnya.
Dulu gue mikir,kenapa orang dewasa saja yang boleh dianggap cinta sesungguhnya?kenapa anak pra-remaja macam gue ini kalau cinta sama seseorang gak dianggap?
Gue punya jawaban tersendiri.Gue percaya karena kita sendiri aja belum mampu mengendalikan diri kita sendiri yang labil.
Gue mendadak bicara gue gak percaya cinta itu ada adalah karena kayaknya gue melihat seseorang punya alasan mengapa mencintai seseorang.
Contoh yang gampang.Edward Cullen dan Bella Swan.
Bella Swan diceritakan (di novelnya yah) adalah gadis kota besar yang pindah ke kota kecil,yang wajahnya biasa aja.Sementara ada Edward Cullen yang tampannya luar biasa menyukai gadis muka biasa kayak Bella.
Kalau lo jadi Bella mau lo menolak jadi pacarnya Edward Cullen?kapan lagi lo cewek biasa-biasa disukai cowok luar biasa macam Edward?
Maaf gue lagi gak mau berpikir masalah perasaan.
Sisi cowok gue kumat,jadi gue mencoba berpikir secara logis.
I (still) Don't Believe Love is Exist.
Gue adalah orang yang suka membaca.Sedari gue kelas 2 SD gue sudah membaca novel teenlit,yang seharusnya belum pantas dibaca buat gue yang masih anak-anak (Inilah jawaban kenapa sekarang gue udah gak seneng dan males baca novel teenlit.Karena gue kecepetan zaman)
Gue juga suka-suka aja nonton film romantis,yang walau gue enek kadang-kadang kalau terlalu lebay.
Orang-orang pacaran disekeliling gue juga banyak.
Dan terakhir gue adalah penulis novel teenlit (meski belum resmi,tapi suatu saat gue yakin gue akan menjadi penulis novel beneran).Yang kerjaan gue adalah menulis cerita cinta tokoh gue.
Tapi konyolnya gue gak percaya itu ada.(belum tepatnya).
Dari sejak gue pertama kali suka dengan seorang cowok (Kalau suka-suka bohongan udah dari TK B lhoo,kalau suka mulai serius gue rasa sejak gue kelas 4 SD) gue selalu punya alasan kenapa gue suka dengannya.
Bukankah banyak yang bilang kalau mencintai seseorang itu gak ada alasannya??
Misalnya gue suka dengan si A karena dia cowok baik,lucu,dan punya hobi yang sama dengan gue.
Gue punya alasan,bukan?
Gue gak percaya jika seseorang apalagi yang masih seumuran gue (yahhh umur 11-15 tahun lah) mengalami yang namanya cinta.
Pikiran umur-umur segini gue bilang masih belum matang.Mungkin yang usianya udah 15 menuju 16 dalam proses pematangan.
Tapi dibawahnya?gue rasa,kayaknya kita masih terlalu dini untuk membahas cinta yang sesungguhnya.
Dulu gue mikir,kenapa orang dewasa saja yang boleh dianggap cinta sesungguhnya?kenapa anak pra-remaja macam gue ini kalau cinta sama seseorang gak dianggap?
Gue punya jawaban tersendiri.Gue percaya karena kita sendiri aja belum mampu mengendalikan diri kita sendiri yang labil.
Gue mendadak bicara gue gak percaya cinta itu ada adalah karena kayaknya gue melihat seseorang punya alasan mengapa mencintai seseorang.
Contoh yang gampang.Edward Cullen dan Bella Swan.
Bella Swan diceritakan (di novelnya yah) adalah gadis kota besar yang pindah ke kota kecil,yang wajahnya biasa aja.Sementara ada Edward Cullen yang tampannya luar biasa menyukai gadis muka biasa kayak Bella.
Kalau lo jadi Bella mau lo menolak jadi pacarnya Edward Cullen?kapan lagi lo cewek biasa-biasa disukai cowok luar biasa macam Edward?
Maaf gue lagi gak mau berpikir masalah perasaan.
Sisi cowok gue kumat,jadi gue mencoba berpikir secara logis.
I (still) Don't Believe Love is Exist.
No comments:
Post a Comment